logo Kompas.id
Lain-lainNadal Dikalahkan Cedera
Iklan

Nadal Dikalahkan Cedera

Oleh
· 4 menit baca

Cedera lutut kanan menghentikan kejutan yang diberikan Rafael Nadal ketika dia kembali ke puncak peringkat dunia pada musim 2017. Sejak usia yunior, petenis Spanyol itu mengumpulkan 16 gelar juara Grand Slam dan empat kali menjadi petenis nomor satu dunia dalam kondisi kerap dibekap cedera.Nadal melambaikan tangan kepada sekitar 20.000 penonton di The O2 Arena, London, Inggris, seusai dikalahkan David Goffin pada turnamen Final ATP. Pada pertandingan pertama Nadal di Grup Pete Sampras yang berlangsung Minggu (13/11) malam waktu setempat, Goffin mengalahkannya 6-7 (5), 7-6 (4), 4-6.Lambaian tangan Nadal tak sekadar lambaian dengan satu tangan seperti yang dilakukan petenis kalah saat meninggalkan lapangan. Dia melambaikan kedua tangannya, memastikan semua penonton di setiap sudut menerima ucapan terima kasih.Dalam turnamen berformat round robin-delapan petenis dibagi dalam dua grup-setiap petenis berhak tampil dalam tiga pertandingan pada penyisihan grup. Nadal dijadwalkan bertanding melawan Dominic Thiem (Austria) pada Rabu.Namun, petenis berusia 31 tahun tersebut memilih menyerahkan tempatnya kepada rekan sesama Spanyol, Pablo Carreno Busta, yang berstatus petenis cadangan."Saya telah menyelesaikan musim ini. Menang atau kalah, saya akan mundur karena bertanding dalam kondisi tidak nyaman. Saya sudah berusaha keras, tetapi rasa sakitnya membuat saya semakin kehilangan tenaga," ujar Nadal.Nadal tiba di London dalam kondisi cedera lutut kanan yang dialami sejak melawan Federer pada ATP Masters 1000 Shanghai, Oktober. Cedera itu membuatnya mundur sebelum perempat final ATP Masters 1000 Paris, dua pekan lalu.Nadal sempat menyatakan kesiapan tampil di London meski pernyataannya dalam konferensi pers mengindikasikan dia bisa saja mundur di tengah turnamen."Saya tampil di sini karena saya memiliki komitmen pada turnamen, pada kota ini, dan kepada diri sendiri. Namun, turnamen ini rupanya menjadi turnamen yang paling sering saya lewatkan," ujarnya.Nadal selalu lolos ke Final ATP, yang mensyaratkan peringkat dalam delapan besar, sejak 2005. Namun, pada 12 kesempatan hingga 2016, lima kali dia absen karena cedera.Saat melawan Goffin, hanya semangat yang menjadi modalnya untuk menyelesaikan pertandingan. Dia menggagalkan empat match point Goffin pada set kedua dan memperkecil selisih ketertinggalan dari 1-4 menjadi 3-4 pada set ketiga."Perlu perjuangan berat hingga akhir setiap kali melawan Rafa. Dia adalah salah satu pemain dengan mental terkuat di lapangan," ujar Goffin.Riwayat cederaCedera tak pernah lepas dari kehidupan Nadal, yang memulai latihan tenis sejak usia 4 tahun bersama pelatih yang juga pamannya, Toni Nadal. Musim 2016, setelah membatalkan tampil pada babak ketiga Perancis Terbuka karena cedera pergelangan tangan kanan, dia juga mundur dari turnamen Queen\'s Club, Wimbledon, Toronto, Basel, Paris, dan Final ATP.Riwayat cederanya itu bahkan dimulai ketika dia masih bertanding pada usia yunior, 18 tahun ke bawah.Pada 2003, saat berusia 17 tahun, dia batal tampil di Perancis Terbuka karena cedera siku saat latihan. Setahun berikutnya, retak pada tulang engkel kiri akibat tekanan terus-menerus membuatnya harus beristirahat dari turnamen selama tiga bulan.Dalam biografi Rafa My Story diceritakan, Nadal mengalami masa frustrasi pada 2005 karena cederanya makin parah. Kelainan bawaan pada kaki kiri-salah satu bagian tulang telapak kakinya terlambat mengeras pada masa kecil-membuat rasa sakit terus berulang saat dewasa. Nadal pun harus mengenakan insole tambahan pada sepatunya.Kondisi yang langka terjadi itu pernah membuat dokter menyatakan bahwa Nadal hanya bisa tampil dalam arena tenis profesional hingga usia 19 tahun. Sang ayah, Sebastian Nadal, menghiburnya bahwa dia bisa beralih menjadi pegolf profesional, salah satu hobi Nadal selain sepak bola.Latihan keras dari Paman Toni juga dinilai membuat tubuhnya rawan cedera. Pada usia 7 tahun, Nadal latihan lima kali per minggu selama 1,5 jam setiap hari. Program itu bertambah hingga enam jam di lapangan ditambah latihan di tempat fitnes pada usia 15 tahun.Namun, Nadal tak pernah mengeluh pada apa yang telah dijalaninya. Kecintaan pada tenis, yang membuatnya meninggalkan cita-cita menjadi pesepak bola pada usia 11 tahun, membawa Nadal menjadi seperti saat ini. (afp/reuters/iya)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000