Pemerintah Daerah Harus Tangkap Peluang
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah daerah harus mampu menangkap peluang ekonomi lewat kehadiran Bandara Internasional Jawa Barat di Kabupaten Majalengka. Tujuannya agar masyarakat lokal tidak sekadar jadi penonton di tengah semaraknya perekonomian di sana. Hal itu diungkapkan pengamat ekonomi Universitas Pasundan, Bandung, Acuviarta Kartabi, di Bandung, Senin (20/11), terkait pengoperasian Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang akan dimulai April 2018. Acuviarta mengatakan, pemerintah daerah Majalengka bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Majalengka lewat keberadaan bandara yang akan menampung 2,7 juta penumpang di tahun pertama itu. Ketimpangan ekonomi antara Jabar bagian barat dan utara bisa dikurangi. Saat ini, pertumbuhan ekonomi di Majalengka cenderung lambat. Indeks pembangunan manusia hanya bergerak di angka 64,55. Jika pemda setempat jeli, bisa saja pertumbuhan ekonomi di sana melampaui target, bukan Majalengka saja, melainkan juga daerah di sekitarnya. Di Cirebon, misalnya, ada industri rotan dan obyek wisata sejarah seperti keraton. Demikian pula potensi perkebunan mangga gedong gincu yang terkenal di Majalengka dan Indramayu bisa diintensifkan.Di samping itu, pengembangan sumber daya manusia seperti pengembangan sekolah menengah kejuruan (SMK) terkait operasional bandara juga terbuka dikembangkan. Alasannya, seperti kata Sekretaris Perusahaan PT BIJB Wasfan W Widodo, bandara nantinya akan menyerap tenaga kerja sekitar 150.000 hingga 400.000 orang. Hampir rampungDirektur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra Bandara Kertajati menjelaskan, pembangunan bandara sudah mencapai 67 persen. Terkait potensi gangguan hujan, ia mengatakan sudah memperhitungkan hal itu. Bahkan, infrastruktur paket satu yang dibangun PT Adhi Karya Tbk sudah mencapai 98,7 persen."Paket satu meliputi pengerjaan infrastruktur bandara, yakni jalan, drainase, lanskap parkir dan simpang susun. Akhir November, pengerjaan diperkirakan sudah 100 persen," ujarnya. Paket dua, meliputi pembangunan gedung terminal penumpang yang dikerjakan PT Wijaya Karya dan PT Pembangunan Perumahan, juga berjalan lancar. Progres pembangunannya mencapai 53,8 persen. Sementara itu, untuk paket tiga, meliputi pembangunan gedung operasi yang dikerjakan PT Waskita Karya, sudah 90,8 persen. "?Kesiapan terpenting, seperti landasan pacu untuk lepas landas dan mendarat pesawat sepanjang 3.500 meter yang dibuat Kementerian Perhubungan, sudah mencapai 90 persen. Landasan pacu itu disiapkan untuk pesawat berbadan lebar," katanya. (DMU)