BOYOLALI, KOMPAS — Menghadapi puncak musim hujan yang berpotensi menimbulkan bencana, Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menetapkan status siaga darurat bencana, Senin (27/11), karena beberapa wilayah rawan banjir dan tanah longsor.
”Sebentar lagi akan memasuki puncak musim hujan sehingga perlu ditetapkan status siaga darurat bencana untuk menghadapi potensi ancaman bencana alam,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo di Boyolali, Minggu (26/11).
Menurut Sinung, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember 2017 hingga Januari 2018.
Sejumlah wilayah di Boyolali rawan bencana banjir apabila diguyur hujan lebat ekstrem, seperti di Kecamatan Banyudono, Teras, Sawit, Sambi, Ngemplak, Juwangi, Wonosegoro, dan Kemusu.
Sementara itu, daerah di lereng Gunung Merapi dan Merbabu yang rawan bencana tanah longsor yaitu Kecamatan Selo, Cepogo, dan Ampel.
”Surat keputusan penetapan status siaga darurat bencana itu ditandatangani Bupati Boyolali, Senin (27/11). Status siaga darurat bencana akan berlaku hingga 31 Maret 2018,” katanya.
Menurut Sinung, dengan penetapan status siaga darurat bencana, apabila terjadi bencana alam yang berdampak signifikan, Pemkab Boyolali dapat mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki untuk penanganan darurat bencana, seperti mengerahkan sumber daya manusia, peralatan, logistik, penggunaan dana siap pakai, dan lainnya. Ini sebagai salah satu upaya kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana alam, banjir, dan tanah longsor.
”Di Boyolali ada 58 organisasi pengurangan risiko bencana dengan jumlah anggota sekitar 1.000 sukarelawan. Mereka juga telah disiagakan sehingga sewaktu-waktu bisa digerakkan membantu penanganan bencana,” katanya.
Wakil Bupati Boyolali Said Hidayat mengatakan, untuk mencegah banjir, warga diharapkan turut menjaga kondisi sungai-sungai agar tetap bersih. Untuk itu, Pemkab Boyolali mengukuhkan sekolah sungai sebagai sarana edukasi membangun kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan sungai.