GIANYAR, KOMPAS — Libur panjang akhir pekan, sejak Jumat (1/12) hingga Minggu (3/12), ternyata tidak meningkatkan jumlah pengunjung di rumah makan di Bali. Pemilik rumah makan harus bersiasat di tengah sepinya pengunjung.
Warong Legong, di Kabupaten Gianyar, adalah salah satu rumah makan yang terlihat sepi pengunjung pada Minggu (3/12). Saat itu, tak lebih dari 10 orang yang terlihat bersantap siang. Padahal, Warong Legong merupakan rumah makan yang direkomendasikan ratusan warganet (netizen) di TripAdvisor, sebuah situs wisata ternama.
Kadek Erawan, pemilik Warong Legong, mengatakan, penurunan pengunjung mulai terjadi pada Selasa (28/11), yakni sehari setelah Bandar Udara Ngurah Rai ditutup akibat abu vulkanik Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
”Saya kira pengunjung akan kembali berdatangan karena sedang long weekend. Ternyata hingga hari ini (Minggu) jumlah pengunjung tak pernah lebih dari 30 orang per hari. Sebelum bandara ditutup, kami bisa melayani setidaknya 110 orang per hari,” tutur Erawan.
Sepi pengunjung, Erawan memutuskan mengganti jadwal kerja karyawannya. Sebelum Bandara Ngurah Rai ditutup, sebanyak 18 anggota staf diminta bekerja untuk melayani tamu setiap hari. Namun, semenjak Selasa, hanya enam karyawan yang diminta datang bekerja. Jadwal tersebut digilir setiap harinya.
Untuk menarik tamu datang ke restoran itu, ia pun mengadakan kelas memasak sejak Minggu. Setiap orang bebas memilih menu yang ingin diajarkan selama tiga jam. ”Biayanya Rp 300.000 per orang. Lumayan, sudah ada tiga orang yang ikut kelas memasak. Itu sebagai pemasukan alternatif di tengah sepinya tamu,” katanya.
Tak hanya rumah makan, pihak hotel pun harus bersiasat menarik tamu. Pihak Aishwarya Exclusive Villas, di Gianyar, misalnya, mengadakan promo 50 persen sejak Bandara Ngurah Rai ditutup hingga Minggu (3/12). Marcom Executive Aishwarya Exclusive Villas Bagus Putra menyatakan, promo tersebut diberi tema ”Stuck in Bali” (Terjebak di Bali).