Penyanyi Syaharani mencintai musik dari segala era, termasuk musik dekade 1990-an. Namun, jika boleh memilih, ia cenderung menyukai musik yang tahunnya lawas banget. Lawas yang dimaksud perempuan cantik bersapaan akrab Rani ini adalah musik pada rentang tahun 1930-an hingga 1970-an.
”Pada era lawas ini, perkembangan warna dan aliran musik masih memberikan kejutan-kejutan yang mendunia. Secara pengembangan, musik tahun 90-an tentunya banyak merangkum pengaruh-pengaruh dari tahun 70-an dan mayoritas 80-an,” kata Rani yang baru saja mendarat di Tanah Air setelah mengunjungi mamanya yang tinggal di Perth, Australia, Jumat (1/12) malam.
Pada era tahun 1980-1990-an, Rani melanjutkan, memang banyak sekali bermunculan lagu-lagu yang meroket lewat campur tangan media, seperti majalah, koran, tabloid, dan televisi yang saat itu adalah ”koentji” terutama di Indonesia. Kalau secara internasional, kala itu, Amerika dan Inggris sudah berhasil memenuhi pasar musik dunia dengan karya musisi-musisi mereka.
Syaharani pun menggemari banyak penyanyi Tanah Air yang lahir tahun 1990-an, seperti Naif dengan musiknya yang asyik. Meskipun tergolong musisi era 1990-an, musik yang diusung Naif tetap dipengaruhi era tahun 1970-an ”Ha-ha-ha-ha saya keukeuhhh, tetap cinta era 70-an!” ujar Rani.
Penyanyi lain yang berkesan di hati Rani adalah Slank. Ia pun masih terngiang-ngiang lagu ”Rainy Days and You” dari Karimata feat Phill Perry. Artis lain yang tergolong generasi 1980-an, tetapi masih seru pada era 1990-an adalah Fariz RM. ”Saya sempat diajak mas Seno M Hardjo (produser) menyanyikan lagunya: ”Renungan (Dibayang Dewasa)” aransemen baru oleh Tohpati,” katanya mengenang.
Jika bicara dunia musik internasional, era 1990-an pun melahirkan deretan penyanyi top, seperti Madonna, Michael Jackson, Whitney Houston, Mariah Carey, Alanis Morisette, Sting, dan Elton John. ”Mereka masih merebak ... kalau untuk band banyak sekali, misalnya saja Oasis,” ujarnya. (WKM)