22-24 Desember, Puncak Kepadatan Libur Akhir Tahun
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Puncak kepadatan kendaraan saat libur panjang akhir tahun diprediksi terjadi pada 22 hingga 24 Desember 2017. Kementerian Perhubungan menyatakan, moda angkutan darat dan udara masih menjadi primadona. Namun, sebanyak 60 persen moda angkutan umum darat belum laik jalan.
Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seusai rapat koordinasi persiapan angkutan Natal dan Tahun Baru 2018 di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Rabu (13/12).
Puncak kepadatan kendaraan diprediksi akan terjadi pada 22 hingga 24 Desember 2017. Budi menegaskan, selama rentang waktu tersebut, hal yang penting untuk diperhatikan ada pada angkutan darat dan udara.
Pada moda angkutan darat, kelaikan mobil-mobil angkutan umum, yakni truk dan bus, harus diperhatikan. Budi mengakui selama ini pemeriksaan kelaikan jalan bagi moda transportasi darat tidak berjalan optimal.
Untuk itu, pihaknya kini menggencarkan pemeriksaan kelaikan angkutan umum dari tingkat pusat hingga provinsi. Budi juga meminta bantuan kepada Polri dan dinas perhubungan provinsi untuk mengamati dan menghentikan kendaraan yang tidak layak.
Kepada masyarakat yang hendak bepergian ke kampung halaman, ia mengingatkan agar mereka menumpang kendaraan umum yang sudah ditempeli stiker laik jalan.
”Kami imbau kepada pemilik truk untuk tidak mengoperasikan truk-truk yang memang tidak layak. Dalam waktu yang singkat ini, kita akan mengadakan pemeriksaan serta penegakan hukum di lapangan, terkait dengan kalaikan kendaraan di jalan,” katanya.
Belum layak
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi menyatakan, ada 60 persen angkutan umum darat yang tidak memenuhi aspek teknis keselamatan. Kebanyakan angkutan umum tersebut tidak lolos uji KIR atau kelayakan jalan, surat izin mengemudi, ban aus, dan lampu kendaraan padam.
Terhadap pelanggaran-pelanggaran itu Kemenhub baru sebatas melakukan teguran. ”Saya harapkan sebelum tanggal 21 hingga 22 Desember 2017 mereka sudah memenuhi persyaratan jalan,” ucapnya.
Ada 60 persen angkutan umum darat yang tidak memenuhi aspek teknis keselamatan.
Selain itu, Budi mengatakan, dari hasil koordinasi dengan Jasa Marga, tahun ini lonjakan kendaraan di darat diperkirakan mencapai 10 persen per hari. Sementara untuk angkutan udara kenaikannya diprediksi 5 hingga 9 persen. (DD10)