Bonus akhir tahun adalah penghasilan yang bersifat non-rutin yang mungkin hanya diperoleh satu kali dalam setahun bekerja. Pahami bahwa bonus merupakan hasil dari performa kondisi perusahaan yang dibagikan kepada karyawannya. Dengan demikian, bonus akhir tahun bukan merupakan kewajiban utama perusahaan layaknya gaji atau tunjangan hari raya. Besaran bonus sangat tergantung dari bagaimana keuntungan perusahaan dan tergantung dari seberapa besar kontribusi pekerjaan Anda.
Kesalahan umum yang kerap dilakukan karyawan adalah sudah melakukan pembelian barang ataupun jasa sebelum bonus benar-benar diumumkan dan diterima di rekening. Biasanya, karyawan sudah bercita-cita untuk melakukan renovasi rumah, mengganti motor baru, atau bahkan berutang untuk pembelian besar.
Kebiasaan sudah berutang sebelum bonus sampai di tangan sebaiknya dihentikan. Menggunakan patokan jumlah bonus tahun lalu boleh saja dilakukan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan. Namun, pertimbangkan juga bagaimana keadaan keuangan perusahaan tempat bekerja. Setelah mendapatkan kepastian mengenai jumlah bonus yang akan diterima, berikut ini adalah prioritas pengelolaannya.
Pertama, melunasi utang selain kredit perumahan. Utang untuk kebutuhan konsumsi, seperti pinjaman koperasi, kredit tanpa agunan, ataupun kartu kredit, harus segera dilunasi. Jika Anda mendapatkan penghasilan tambahan berupa bonus, sayangnya alokasi untuk bersenang-senang harus dikesampingkan terlebih dahulu. Logikanya, Anda sudah menggunakan pinjaman untuk bersenang-senang sebelum memperoleh tambahan penghasilan. Maka, sekarang menjadi momen untuk melakukan pelunasan.
Kedua, mencukupi dana darurat. Dalam kehidupan rumah tangga, mempersiapkan dana untuk kebutuhan tak terduga sangat penting dilakukan. Kebutuhan tak terduga dan bersifat mendesak, seperti musibah, memberi bantuan saudara, atau sekadar memperbaiki tempat tinggal, membutuhkan dana tunai yang segera. Jika saya asumsikan biaya hidup sebuah rumah tangga adalah Rp 10 juta per bulan, maka alokasi sebesar Rp 30 juta untuk dana darurat merupakan tindakan yang bijaksana. Dana darurat sebaiknya ditempatkan dalam bentuk tabungan di bank agar likuiditasnya terjaga.
Ketiga, mempersiapkan uang muka pembelian rumah tinggal. Bagi rumah tangga yang belum memiliki rumah tinggal pribadi, dana bonus dapat dialokasikan untuk uang muka pembelian rumah tinggal. Sebagai patokan, uang muka pembelian rumah tinggal dipersiapkan 1/3 atau 30 persen dari harga beli rumah.
Ketiga, investasi sesuai dengan rencana keuangan. Bonus akhir tahun dapat diinvestasikan untuk menambah saldo target dana untuk beberapa tujuan keuangan keluarga. Jika Anda masih lajang, dana pensiun menjadi prioritas utama alokasi investasi. Sementara jika Anda sudah berkeluarga, dana pendidikan anak baru kemudian dana pensiun dapat diurutkan dalam skala prioritas.
Jangka waktu investasi dan profil risiko investor tetap perlu diperhatikan. Untuk tujuan keuangan di bawah tiga tahun, pilihan produk investasi yang sifatnya defensif, seperti deposito dan obligasi, merupakan saran yang bijaksana. Untuk tujuan keuangan antara 3-5 tahun, pilihan produk investasi, seperti reksa dana campuran atau investasi di emas, juga dapat diambil. Adapun untuk tujuan keuangan di atas lima tahun, pilihan produk investasi yang lebih agresif, seperti saham ataupun reksa dana saham, dapat diambil.
Bagi Anda yang telah memasuki usia 50 tahun, pilihan untuk berinvestasi di aset produktif akan dapat menambah penghasilan rumah tangga terutama saat nanti sudah pensiun. Aset investasi yang dapat memberikan penghasilan pasif dalam bentuk aset riil contohnya adalah membeli properti kemudian disewakan. Catatan penting lainnya adalah bentuk investasi bodong sebaiknya dihindari. Umumnya, iming-iming imbal hasil atau keuntungan tinggi diberikan atas penempatan dana investasi.
Kelima, bersenang-senang. Jangan lupa juga bahwa usaha dan kerja keras tetap wajib untuk dinikmati oleh setiap orang dan keluarganya. Wisata ibadah ataupun wisata ke lokasi yang indah dapat menjadi pilihan untuk melepas kejenuhan serta tekanan pada masa sebelumnya. Bonus ini juga bisa dipakai untuk berbelanja barang konsumsi yang sedikit lebih mahal ataupun dipakai untuk memenuhi kebutuhan hobi. Disiplin dan pengendalian diri sebaiknya dilakukan agar Anda hanya menggunakan bonus yang telah dianggakan untuk kegiatan senang-senang ini. Ingat, lima hal ini dapat dilakukan setelah menyisihkan bonus untuk kewajiban agama, seperti zakat ataupun perpuluhan tentunya.