ANKARA, SELASA — Turki menyesalkan hak veto yang digunakan AS untuk menolak draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait status kota Jerusalem.
Veto ini dikeluarkan pada Senin (18/12) setelah 14 dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB menyetujui draf resolusi itu.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Turki menilai AS, sebagai satu-satunya negara yang menolak draf resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah melakukan tindakan ilegal terkait putusannya menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Veto AS terhadap draf resolusi tersebut membahayakan proses perdamaian Israel dan Palestina.
Draf resolusi yang diusulkan oleh Mesir itu bertujuan untuk mendesak AS mencabut keputusannya dan pengakuannya soal Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pernyataan Trump dianggap melanggar konsesi internasional dan kebijakan AS yang menyebutkan, kejelasan status Jerusalem merupakan kewenangan diplomasi antara Israel dan Palestina.
Setelah menyatakan menggunakan hak vetonya untuk pertama kali sebagai Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley menyatakan, AS tidak akan bisa didikte terkait penempatan kantor kedutaan besarnya di Israel.
”Apa yang kami lihat dari keputusan Dewan Keamanan PBB ini adalah suatu bentuk penghinaan,” ujarnya.
Menurut Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour, penggunaan hak veto itu bertentangan dengan hukum internasional dan tidak memedulikan konsensi internasional.
Veto AS terhadap draf resolusi dewan keamanan PBB membahayakan proses perdamaian Israel dan Palestina.
Sebaliknya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berterima kasih kepada Nikki dan Trump melalui akun Twitter-nya.
Juru Bicara Presiden Turki Ibrahim Kalin mengatakan, upaya pembatalan keputusan Trump selanjutnya akan dibawa ke dalam pembahasan Majelis Umum PBB.
”Semua negara serentak menolak keputusan AS. Saatnya memulai pembahasan Majelis Umum PBB,” katanya di akun Twitter miliknya.
Status Jerusalem seharusnya diputuskan melalui negosiasi. ”Itu bukan wewenang unilateral dari negara pihak ketiga,” ucap Duta Besar Perancis untuk PBB Francois Delattre.
Duta Besar Britania Raya untuk PBB Matthew Rycroft menambahkan, keputusan AS terhadap isu Israel dan Palestina berdampak besar pada perdamaian Timur Tengah. ”Sebenarnya, peran AS sangat penting,” ujarnya. (AFP/REUTERS/DD09)