Inayah menjadi tamu istimewa menggantikan kakaknya, Alissa Qotrunnada Wahid, yang berhalangan hadir dalam acara dialog bertajuk ”Membumikan Islam Ramah, Islam Nusantara”. Acara itu digelar dalam rangka peringatan delapan tahun wafatnya Gus Dur.
Inayah yang hadir mengenakan baju putih dan kerudung hitam bercerita tentang aktivitas kesehariannya. Dua hari terakhir, Inayah mengaku susah tidur karena sakit perut. Dalam perjalanan ke Lampung, dia sebenarnya ingin sekali bisa tidur di pesawat.
”Di sebelah saya, ada penumpang yang nyikut-nyikut,” ujar Inayah yang tidak bisa tidur. Menurut dia, orang di sebelahnya mungkin saja tidak sadar telah mengganggu kenyamanan orang lain.
Dia pun mengaitkannya dengan kondisi di Indonesia yang dihuni berbagai suku, agama, dan ras. Sayangnya, ada kelompok yang ingin merusak kebinekaan Tanah Air dengan menyebarkan sentimen beragama yang mengganggu kenyamanan antarumat.
Ia mengemukakan, ”Padahal, menyadari ada orang lain yang memiliki kebutuhan berbeda di sekeliling kita adalah syarat utama toleransi yang diajarkan Gus Dur. Dengan begitu, kita dapat menghormati orang lain yang berbeda suku atau agamanya.” (VIO)