Selain Korupsi, Pendidikan Tak Berkualitas Juga Musuh Besar Bangsa
Oleh
Ester Lince Napitupulu,
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dunia pendidikan Indonesia harus bisa berperan dalam mengatasi dua musuh yang mampu menghancurkan bangsa. Selain korupsi, pendidikan tidak berkualitas juga menjadi musuh kedua terbesar bangsa yang harus diatasi.
Sri Mulyani menjadi pembicara kunci dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2018 di Universitas Sumatera Utara di Medan, Rabu (17/1). Hadir juga di dalam rakernas yang dihadiri pimpinan perguruan tinggi negeri dan lembaga riset di bawah Kemristek dan Dikti itu antara lain Menristek dan Dikti Mohammad Nasir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi.
”Anggaran pendidikan kita di APBN yang besarnya 20 persen sama dengan Vietnam. Namun, hasil pendidikan kita masih jauh tertinggal dari Vietnam. Berarti ada yang perlu diperbaiki strategi pendidikannya agar kualitasnya semakin baik,” ujar Sri.
Menurut Sri, dalam perubahan disruptif akibat teknoligi, dunia pendidikan berada di garis depan menyiapkan sumber daya manusia unggul untuk mampu beradaptasi dan berkompetisi di era digital. ”Karena itu, ekosistem pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang berkualitas tinggi harus kita ciptakan,” kata Sri.
Sementara itu, Nasir mengatakan, tantangan revolusi industri 4.0 harus direspons secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan di lingkungan Kemenristek dan Dikti agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global.
Rakernas 2018 yang mengangkat tema ”Ristek Dikti di Era Revolusi Industri 4.0” akan dibahas langkah-langkah strategis yang perlu dipersiapkan Kemenristek dan Dikti dalam mengantisipasi perubahan dunia yang kini telah dikuasai perangkat digital.
”Kebijakan strategis perlu dirumuskan dalam berbagai aspek, mulai dari kelembagaan, bidang studi, kurikulum, sumber daya, serta pengembangan cyber university, risbang, hingga inovasi. Saya berharap dalam rakernas ini dapat dihasilkan rekomendasi pengembangan iptek dikti dalam menghadapi revolusi industri 4.0,” ujar Nasir.
Rakernas diikuti sekitar 300 peserta, yaitu para pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal Kemenristek dan Dikti, mulai dari Gubernur Sumatera Utara, Wali Kota Medan, pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenristek dan Dikti, Ketua LPNK di bawah koordinasi Kemenristek dan Dikti, unsur pimpinan perguruan tinggi negeri (PTN), Koordinator Kopertis, Ketua Komisi VII, Ketua Komisi X, Ketua DPD RI, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, kepala balitbang/deputi kementerian terkait, serta institusi terkait lainnya.
Acara ini juga dimeriahkan pameran produk-produk hasil riset ataupun inovasi dari perguruan tinggi dan industri. Pada acara ini juga diberikan penghargaan kepada PTN/Kopertis dalam Kinerja, Program dan Anggaran Tahun 2017 serta Anugerah Humas PTN/Kopertis Tahun 2017.