logo Kompas.id
Bahasa Kikuk
Iklan

Bahasa Kikuk

Oleh
· 3 menit baca

Di media digital bahasa Indonesia kerap tampil kikuk, seumpama orang terjebak situasi salah kostum. Menghadiri pemakaman dalam busana pesta atau sebaliknya. Serba salah, tetapi terus terjadi karena dua alasan. Pertama, karena pelaku tak tahu dan tak mau belajar. Kedua, pelaku tak sendirian dan, karena beramai-ramai, mereka tak merasa bersalah atau bermasalah.

Inilah kalimat-kalimat dari berbagai media. ”Istana: Menteri dari PKS Tak Diundang Hadir”. Sang menteri tak diundang namun tetap hadir, atau bagaimana? Ini penjelasannya: ”Ternyata mereka memang tidak diundang untuk hadir.” Wacana yang simpel malah dibikin rumit.

Sifat ekonomis bahasa Inggris cenderung membuat lengah. Acap kali kosakata asing dicomot begitu saja, misalnya, ”Jokowi Resmikan Groundbreaking Rel Ganda KA Bogor-Sukabumi”. Terjemahan ”peletakan batu pertama” buat berita memang terasa bertele-tele, dan tidak selalu pas, tetapi wartawan harus kreatif. Kamus hanya panduan pemaknaan untuk mencari padanan kata yang pas bagi suatu wacana atau konteks. Karena itu, perbendaharaan kata adalah modal pokok para jurnalis, tetapi justru ini kelemahan awak pers masa kini.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000