Rombongan Inasgoc yang dipimpin Ketua Inasgoc Erick Thohir, Kamis (1/2), meninjau kondisi ruangan dan fasilitas di menara 1 dan 2 di Wisma Atlet Blok D10, Kemayoran. Erick didampingi Sekretaris Jenderal Inasgoc Eris Heryanto, Direktur Wisma Atlet Inasgoc Tri Ananta Andrewan, serta Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto. Mereka meninjau selama lebih kurang satu jam, dari pukul 14.30 hingga 15.30.
Selama peninjauan, Erick memperhatikan empat hal utama yang harus dibenahi. Pertama, ia menyoroti belum tersedianya lapangan upacara untuk acara serah terima ruangan wisma atlet kepada perwakilan atlet. Namun, karena belum mendesak saat uji coba Asian Games 2018 pada 8-17 Februari, ia minta lapangan disiapkan menjelang Asian Games 2018 yang akan bergulir 18 Agustus-2 September.
Kedua mengenai air di wisma atlet yang masih bau karat bercampur lumpur. Tri Ananta mengatakan, air itu berbau karena tidak pernah digunakan sehingga lumpur mengendap. Apalagi, air itu berasal dari sumur bor yang berada tak jauh dari Kali Sunter yang bau dan airnya berwarna hitam pekat. Air itu akan dibuang dan saluran dibersihkan supaya tidak berbau.
Ketiga mengenai pembuangan udara di dapur umum. Saat ini, desain saluran pembuangan udara dapur itu mengarah ke area masuk menara 2 dan tempat bersantai atlet.
Keempat mengenai pembatas lantai yang memiliki perbedaan tinggi mencolok sehingga kaki berpotensi tersandung. Di beberapa area tidak ada penanda pada lantai yang memiliki beda tinggi mencolok, seperti di dekat tempat masuk menara 2.
Erick mengemukakan, ketiga hal terakhir itu merupakan aspek kecil dari wisma atlet, tetapi sangat terkait dengan kenyamanan dan keamanan. Contohnya, bau dapur bisa mengganggu kenyamanan atlet yang tengah bersantai jika saluran pembuangan udara dapur mengarah ke tempat bersantai atlet. Untuk itu, dirinya meminta saluran pembuangan itu didesain ulang agar tidak mengarah langsung ke tempat bersantai atlet.
Perihal pembatas ataupun penanda lantai yang memiliki beda tinggi mencolok sangat terkait dengan keamanan atlet. Apabila atlet tak sadar melangkah di lantai seperti itu, mereka bisa cedera ringan hingga parah, seperti patah kaki.
”Kalau atlet sampai cedera karena hal itu, kita bisa disalahkan,” ujar Erick.
Atas dasar itu, Erick meminta empat aspek itu segera dibenahi. ”Tiga aspek terakhir itu harus segera dibenahi semua karena atlet akan mulai masuk ke wisma atlet pada 6 Februari untuk ikut uji coba nanti,” ucapnya.
Lingkungan sekitar
Selain kondisi di dalam kompleks wisma atlet, aspek kenyamanan di sekitar wisma atlet juga perlu diperhatikan. Berdasarkan pantauan Kompas, kemarin, kondisi sekitar wisma atlet cenderung kumuh. Kali Sunter di pinggiran wisma atlet berbau busuk dan airnya berwarna hitam pekat. Adapun jalan di sekitarnya kotor dan banyak pedagang kaki lima tak teratur.
Gatot menuturkan, walaupun belum pernah dikeluhkan Dewan Olimpiade Asia (OCA), kondisi lingkungan sekitar wisma atlet memang patut diperhatikan. Sebab, kesemrawutan sekitar wisma pasti akan menjadi sorotan tamu asing, dari atlet, ofisial, hingga wartawan asing. Tentu hal itu akan menjadi citra buruk bagi Indonesia. ”Pemprov DKI Jakarta maupun Pemprov Sumsel patut memperhatikan juga kondisi lingkungan sekitar kompleks wisma atlet maupun arena pertandingan,” katanya.
Sementara itu, Pemkot Palembang akan memperbesar tiga dermaga wisata di pinggir Sungai Musi, yakni Dermaga Benteng Kuto Besak, Dermaga Kampung Al-Munawar, dan Dermaga Pulau Kemaro. Renovasi tiga dermaga itu untuk mendukung pariwisata Palembang saat Asian Games 2018 berlangsung.
”Apalagi, jumlah tamu, terutama asal luar negeri, yang akan ke Palembang ketika Asian Games 2018 mencapai 20.000 orang,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani. (DRI/RAM)