Berselancar Nyaman di Tumpukan Buku
Sejumlah instalasi menarik juga layak mendapat perhatian, dan tentu saja bisa menjadi latar swafoto yang menarik.
Berjalanlah hingga ke ujung ruangan dan melangkah melewati taman di belakang rumah cagar budaya. Petualangan di Perpusnas segera dimulai.
Apabila di rumah cagar budaya terasa sepi, tidak demikian dengan gedung berlantai 24 yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada September 2017.
Memasuki lobi gedung yang melingkar, rak menjulang tinggi hingga lantai 4, penuh dengan buku-buku, menyambut pengunjung. Ini merupakan titik utama. Biasanya para pengunjung segera berswafoto, mengabadikan momen kunjungan mereka di depan barisan buku tersebut.
Jika Anda belum mendaftar sebagai anggota perpustakaan ini, naiklah ke lantai 2 untuk melakukan registrasi. Anda cukup mengisi data diri di
salah satu komputer yang disediakan dan diakhiri dengan pemberian nomor antrean. Apabila nomor dipanggil, kita akan segera difoto. Foto dicetak kartu perpustakaan, berikut data kita.
Pada hari kerja, antrean tidak begitu panjang. Paling lama 15 menit, kartu anggota perpustakaan sudah di tangan.
Kartu ini akan menjadi akses untuk membaca koleksi sesuai dengan minat pengunjung. Selain itu, nomor anggota Perpusnas dapat digunakan untuk mengakses buku elektronik atau jurnal elektronik secara daring dari mana pun Anda berada.
Perpusnas menyediakan terutama koleksi buku karya penulis Indonesia, atau buku yang diterbitkan penerbit Indonesia. Ada pula koran, majalah, jurnal, hingga naskah kuno yang jumlahnya mencapai 4 juta terbitan.
Kunjungan paling banyak ada di lantai 21, yang berisi buku-buku umum. Banyak pengunjung memenuhi meja-kursi, atau sofa empuk di situ. Mereka membaca atau mengerjakan tugas sambil mencari buku referensi.
Ruangan yang dikelilingi jendela kaca ini tampak penuh, tetapi suasananya tetap hening.
Saat ini pengunjung belum bisa meminjam buku untuk dibawa pulang atau difotokopi. Buku-buku yang disediakan hanya untuk dibaca di tempat.
Buku anak
Jangan khawatir jika Anda ingin mengajak semua anggota keluarga ke sini. Perpusnas menyediakan tempat khusus untuk koleksi buku anak di lantai 7. Di sini anak-anak bebas memilih 7.000 buku untuk dibaca dengan nyaman.
Khusus di ruangan anak ini, pengunjung harus melepas alas kaki karena seluruh lantai dilapisi karpet. Kursi dan sofa-sofa bantal melengkapi ruangan ini di antara tiang-tiang penyangga dan dinding yang dipenuhi tokoh cerita Nusantara.
Tersedia pula ruang laktasi untuk ibu menyusui.
Ke depan, Perpusnas berencana menambah fasilitas ruang bermain untuk anak. Pada akhir pekan, ada kegiatan story telling yang bisa diikuti anak- anak.
Salah seorang warga Singapura yang sudah enam tahun tinggal di Indonesia, Myra Hiranandani, Kamis lalu datang bersama anaknya yang berusia 2 tahun. Ia datang setelah melakukan pencarian di internet tentang perpustakaan untuk anak di Jakarta.
”Saya baru tahu ada perpustakaan nasional yang juga menyediakan tempat khusus untuk anak. Ternyata bagus sekali. Anak saya senang sekali. Banyak buku dan tempatnya sangat nyaman untuk anak-anak. Saya pasti akan sering datang ke sini agar anak saya senang membaca,” ujarnya.
Masih di lantai 7, Perpusnas juga menyediakan layanan untuk warga berkebutuhan khusus. Tersedia ratusan buku dengan huruf Braille dan buku audio untuk penyandang tunanetra.
Bagi lansia yang tidak bisa membaca huruf berukuran kecil, tersedia alat pembesar digital di lantai 7. Buku yang akan dibaca tinggal ditaruh di bawah alat pembesar berbentuk layar komputer. Tulisan bisa diperbesar sesuai dengan keinginan dan bisa diatur cahayanya.
Jendela dunia
Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional Titiek Kismiyati menjelaskan, gedung yang dirancang arsitek lulusan Universitas Gadjah Mada, RBB Diwangkoro, itu didesain dengan konsep the window of the world alias jendela dunia.
”Saat ini tren perpustakaan bukan hanya tempat membaca dan tempat mengoleksi buku. Kami mengimbangi tren itu supaya perpustakaan ini bisa menjangkau semua lapisan, menghibur, juga menarik pengunjung untuk datang dan datang lagi,” ujar Titiek.
Siska (35), pengunjung dari Bintaro, Tangerang Selatan, mengatakan, sejak Perpusnas dibuka September 2017, seminggu sekali ia berkunjung. Selain untuk membaca, ia suka membuat janji bertemu teman-temannya di salah satu sudut di lantai 24.
”Kami berdiskusi dan ngobrol banyak hal. Kadang saya mengerjakan pekerjaan saya di sini juga,” ujarnya.
Di lantai 24 atau lantai paling atas dari gedung ini, tersedia lounge yang biasa digunakan untuk kegiatan-kegiatan terbatas. Dari sini, Anda bisa melihat Tugu Monas menjulang, juga pemandangan Kota Jakarta yang hiruk-pikuk.
Selain itu, di lantai ini pula koleksi budaya Nusantara disimpan. Koleksi terdiri atas berbagai buku tentang budaya dan seni di 34 provinsi di Indonesia.
Dengan berbagai fasilitas yang membuat nyaman, tak heran apabila Perpusnas selalu ramai. Jika di gedung lama Perpusnas di Salemba rata-rata pengunjung sekitar 200 orang per hari, di Perpusnas yang baru ini jumlah pengunjung mencapai 600-800 orang per hari.
Jika Anda tertarik menikmati atmosfer baru ini, datanglah pada Jumat siang yang agak sepi atau Sabtu pagi. Perpusnas ini buka Senin hingga Jumat pukul 08.30-16.00 dan Sabtu pukul 09.00-16.00. Hari Minggu dan hari libur nasional, Perpusnas ini tutup. Area parkir tersedia di lantai basement gedung ini.
Pengusir lapar
Jangan khawatir jika di sela-sela waktu membaca, Anda merasa lapar atau haus. Tersedia L Kafe (Library Kafe) yang cukup nyaman di lantai dasar. Aneka penganan kecil dan berat juga minuman hangat dan dingin tersedia di sini. Tempatnya yang santai juga nyaman untuk membaca buku. Kafe ini menyediakan beberapa buku atau majalah untuk dibaca di tempat.
Untuk para pencinta kopi, Anda bisa menikmati aneka kopi Nusantara dengan biji kopi yang baru disangrai. Penyuka varian kopi yang lebih ringan, seperti cappucino atau coffee latte, bisa meminta foto diri Anda dicetak dalam kopi yang disajikan.
Pilihan lain untuk mengisi perut atau menghilangkan haus adalah kantin yang berada di lantai 4. Di sini tersedia berbagai pilihan makanan dan minuman yang lebih beragam dengan harga yang lebih murah.
Perpustakaan Daerah
Perpustakaan lain yang bisa Anda kunjungi pada akhir pekan ini adalah Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta yang ada di kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Perpustakaan ini memiliki 175.931 judul dengan 439.196 eksemplar koleksi. Kursi-meja nyaman untuk membaca disediakan di setiap lantai.
Anda yang tertarik membaca di sini silakan berkunjung pada Senin-Minggu pukul 09.00-17.00, kecuali pada hari libur nasional atau cuti bersama.
Gedung ini memiliki empat lantai. Di lantai 2 tersedia perpustakaan anak dengan beragam buku anak. Tidak hanya itu, sejumlah mainan edukasi tersedia di sini. Pada Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu, anak balita juga diperkenankan bermain di area bermain indoor di lantai ini.
Pengalaman yang lengkap untuk akhir pekan, bukan? Selamat menikmati perpustakaan, dapatkan pengetahuan sekaligus hiburan.