Menurut Susy, pemain dan pelatih mendapat kesempatan mengamati permainan lawan, mengevaluasi, dan mematangkan kemampuan tim menghadapi putaran final. ”Dalam tiga bulan ke depan, Indonesia perlu menyiapkan diri sebaik-baiknya dari segi teknik, fisik, dan mental,” ujarnya.
Hal itu termasuk mengantisipasi pertemuan dengan pemain papan atas yang belum diturunkan dalam kejuaraan ini. Tim bulu tangkis China, misalnya, turun tanpa kehadiran beberapa pemain utama di sektor tunggal putra, ganda putra, dan ganda putri.
Keberhasilan tim putra Indonesia di Alor Setar dipastikan oleh pasangan Hendra Setiawan/Rian Agung Saputro yang menang atas pasangan China, Han Chengkai/Zhou Haodong, 21-14, 21-19. Kemenangan itu membuat tunggal ketiga Firman Abdul Kholik, yang menjadi pahlawan kemenangan Indonesia atas Korea Selatan di semifinal, tidak perlu bertanding melawan Zhao Junpeng.
Kemenangan Hendra/Rian disambut pendukung Indonesia yang menonton di Stadion Sultan Abdul Halim, Alor Setar. Penonton bersorak ”Indonesia! Indonesia!” sambil mengibarkan bendera Merah Putih. Anggota tim lainnya meluapkan kegembiraan dengan berlari dan memeluk Hendra/Rian di tengah lapangan.
Selain dari Hendra/Rian, dua poin kemenangan lain disumbangkan oleh tunggal pertama Jonatan Christie yang mengalahkan Shi Yuqi, 16-21, 21-17, 21-18. Juga dari ganda pertama Mohammad Ahsan/Angga Pratama yang menghentikan He Jiting/Tan Qiang, 21-19, 21-18.
Tim China sempat menipiskan ketertinggalan menjadi 1-2 ketika tunggal kedua Anthony Sinisuka Ginting kalah dari Qiao Bin, 12-21, 21-11, 14-21. Namun, Hendra/Rian menyelesaikan tugas mereka dengan baik. Sukses ini juga diperoleh Indonesia tanpa kehadiran ganda putra terbaik dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, yang lebih dahulu kembali ke Tanah Air.
Setelah pertandingan, Susy mengucapkan syukur atas keberhasilan ini. ”Terima kasih untuk kerja keras tim, pelatih, dan ofisial sehingga Indonesia bisa mempertahankan gelar,” kata Susy.
Penampilan tim putra membuat Susy, yang juga Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, yakin Indonesia punya peluang untuk membawa pulang Piala Thomas, yang dua tahun lalu gagal diraih karena kalah dari Denmark di final. ”Para pemain Indonesia harus bekerja keras, percaya diri, dan selalu berpikiran positif,” kata Susy.
Sebelum Kejuaraan Asia bergulir, Susy mengatakan, pihaknya mengandalkan pemain ganda untuk menyumbangkan dua poin. Seiring waktu, para pemain tunggal membuktikan diri mereka dapat diandalkan. Ketika Indonesia bertemu Korsel di semifinal yang berlangsung ketat, dan berakhir dengan angka 3-2, dua poin justru diperoleh dari tunggal putra, Jonatan dan Firman.
Firman, yang menjalani debut di tim beregu putra dalam kualifikasi Piala Thomas, menjadi penentu lolosnya Indonesia ke final sebagai tunggal ketiga di partai kelima. Tampil percaya diri, Firman menunjukkan kekuatan mentalnya dengan tampil tanpa takut pada gim ketiga, saat dirinya ketinggalan 14-20. Tampil sebagai pemain berperingkat ke-80 dunia, Firman mengatasi ketertinggalan dan meraih delapan poin berturut-turut sehingga berbalik unggul 22-20.
Pelatih tunggal putra Hendry Saputra Ho mengapresiasi penampilan Firman. Akan tetapi, kemampuannya masih perlu diuji.
”Terutama konsistensi dan kekuatan fisiknya. Secara mental, Firman memang pemain kuat. Tetapi, lawan juga kerap melakukan kesalahan sendiri. Kita lihat nanti apakah Firman bisa mempertahankan penampilannya,” ujar Hendry.
Pekerjaan rumah juga menanti tim putri Indonesia. Meskipun dipastikan lolos kualifikasi Piala Uber, tim putri Indonesia tersingkir pada babak semifinal karena kalah 0-3 dari Jepang.
Pelatih tunggal putri Minarti Timur mengatakan, pemain tunggal putri Indonesia harus melakukan banyak pembenahan agar mencapai hasil yang diharapkan. Fitriani, yang menjadi tunggal pertama, misalnya, perlu memperkuat kaki dan meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan dengan permainannya. Adapun juara dunia yunior Gregoria Mariska Tunjung perlu meningkatkan fokus saat mengejar poin-poin kritis.
”Memang banyak pekerjaan rumah. Tetapi, dengan hasil bisa lolos kualifikasi Piala Uber dan melihat kemampuan pemain-pemain putri, mudah-mudahan kita bisa,” kata Minarti.