Indonesia ikut bersaing pada Kejuaraan Balap Sepeda Asia (ACC) 2018 di Myanmar pada 6-12 Februari dengan menurunkan lima atlet pemusatan latihan nasional, dua di antaranya pebalap sepeda paralimpiade. Di kejuaraan itu, tiga pebalap disiplin jalan raya yang masih dalam tahap persiapan awal pelatnas belum bisa berbuat banyak.
”Hasil ACC Myanmar untuk atlet timnas sudah memberikan tolok ukur. Kami bisa mengukur kekuatan negara-negara Asia yang akan menjadi lawan Indonesia di Asian Games nanti,” kata Budi Saputra, Manajer Timnas Balap Sepeda Indonesia, yang masih berada di Myanmar saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (13/2).
Untuk balap sepeda paralimpiade (paracycling), dua atlet andalan Indonesia, Ni Kadek Karyadewi dan Muhammad Fadli, masih menjadi yang terbaik di kelasnya. Ni Kadek juara di nomor handbike dan Fadli berjaya di individual time trial.
Namun, di disiplin jalan raya, Robin Manullang, Jamal Hibatullah, dan Aiman Cahyadi menghilang dari persaingan. Jamal dan Aiman harus berjuang sendirian di nomor individual road race (IRR) di saat tim dari sejumlah negara lainnya menurunkan beberapa pebalap.
Akibatnya, meski sempat melepaskan diri dari rombongan besar pebalap (peloton), kedua pebalap andalan Indonesia itu tidak bisa berbuat banyak. Tanpa dukungan tim, Jamal dan Aiman kembali tertangkap peloton.
Robin, yang turun di nomor individual time trial (ITT) elite putra, juga kurang beruntung karena terkena hukuman akibat pemasangan clip-on handlebar yang melebihi aturan. Jika tidak terkena hukuman, Robin bisa menempati posisi keempat. Terlepas dari hukuman itu, Robin menunjukkan potensi besarnya untuk bersaing masuk tiga besar di nomor ITT.
Jamal, yang juga tampil di nomor ITT U-23, kurang beruntung karena keliru mengambil jalan karena kurang jelasnya petunjuk rute. Hal serupa dialami pebalap negara lain.
Pebalap ”pro tour”
Pada Asian Games 2018, disiplin jalan raya akan memperebutkan empat medali emas di nomor ITT putra, ITT putri, IRR putra, dan IRR putri.
Meski sebagai tuan rumah, seperti disampaikan Aiman, pebalap Indonesia akan menghadapi lawan yang tidak mudah. Persaingan akan sangat berat karena banyak pebalap dari negara-negara peserta merupakan pebalap pro tour, yang rutin mengikuti lomba balap sepeda seri dunia (World Tour).
”Yang menang di kelas saya adalah pebalap pro tour (Yousif Mirza al-Hamadi dari Uni Emirat Arab). Makanya, para pebalap Indonesia harus lebih sering turun di lomba-lomba balap sepeda internasional supaya tidak terlalu jauh ketinggalan,” ungkap Aiman.
Di ITT putra, calon lawan kuat pebalap Indonesia jika melihat hasil ACC 2018 adalah King Lok Cheung (Hong Kong), Hyeong Min-choe (Korea Selatan), dan Arvin Moamazi Godarzi (Iran). Selain mereka, ada juga beberapa pebalap dunia yang tidak turun di ACC 2018 tetapi masuk dalam peringkat top 400 dunia, yaitu Alexey Lutsenko (Kazakhstan), Yevgeniy Gidich (Kazakhstan), dan Park Sang-hong (Korsel).
Di IRR putra, calon lawan berat pebalap Indonesia adalah Yousif Mirza al-Hamadi yang berperingkat ke-387 (pada akhir 2017), Fumiyuki Beppu (Jepang), Mehdi Sohrabi (Iran), Burr Ho (Hong Kong), Yukiya Arashiro (Jepang), Meiyin Wang (China), dan Stepan Astafyev (Kazakhstan).
Untuk kelompok putri, lima besar pebalap Asia yang berpotensi menjadi andalan negaranya masing-masing, baik di nomor ITT maupun IRR, adalah Eri Yonamine (Jepang) yang memiliki peringkat ke-104 (pada akhir 2017), Yixian Pu (China) berperingkat ke-117, Xi Sha Zhao (China) berperingkat ke-147, Natalya Saifutdinova (Kazakhstan) berperingkat ke-158, dan Ting Ying Huang (Taiwan) berperingkat ke-186.
”Kami sekarang harus fokus kembali ke program yang kami siapkan untuk Asian Games karena kemarin menuju ACC masih dalam persiapan umum. Kami akan mengirimkan tim nasional ke beberapa tur besar, yang tentunya dengan jadwal lomba yang tidak berbarengan dengan tim mereka,” ujar Budi Saputra. (OKI)