KUDUS, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta mendukung gelaran Asian Games 2018 dengan menyiapkan bus berpintu rendah. Ratusan bus ini tengah dalam proses perakitan untuk melengkapi 191 bus serupa yang sudah selesai.
Sebanyak 101 bus berpintu rendah dengan mesin Mercedes-Benz dan badan bus dari aluminium dirakit Nusantara Gemilang, perusahaan karoseri di Kudus, Jawa Tengah. Adapun perusahaan karoseri Laksana di Ungaran, Jawa Tengah, merakit 49 bus bermesin Mercedes-Benz dan badan bus dari baja (steel). Di Ungaran juga, 150 bus berpintu rendah dengan mesin Scania dan berbadan baja dirakit.
”Ini merupakan bagian dari pengadaan bus low entry tahun lalu sebanyak 300 unit yang direncanakan mulai dikirimkan ke Jakarta tahun ini,” ujar Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono, Selasa (13/2), saat berkunjung ke Nusantara Gemilang.
Wijanarko, Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta, menjelaskan, bus berpintu rendah dengan badan aluminium dipilih untuk memuat jumlah penumpang lebih banyak 10 orang. Total penumpang yang bisa diangkut dengan bus berbahan aluminium ini adalah 73 orang, yakni 34 orang duduk, 37 orang berdiri, dan 2 penumpang berkursi roda.
Bus berbahan aluminium yang ringan 800 kilogram dibandingkan dengan bus berbahan baja membuat daya angkut bisa lebih banyak. ”Itu juga membuat bahan bakar lebih hemat,” ujarnya.
Karoseri Nusantara Gemilang memiliki keahlian merakit bus berbahan aluminium. Perakitannya tidak menggunakan proses panas atau pengelasan. Perakitan bus berbahan aluminium memakai sistem cold assembly, yakni menyatukan setiap segmen bus dengan baut yang mengunci.
”Model bus yang sama banyak digunakan di Singapura, juga negara-negara maju lainnya,” ujar Wijanarko.
Dengan sasis dari Eropa, material aluminium diimpor dari Malaysia. Kemudian teknisi Nusantara Gemilang merakitnya hingga menjadi bus dengan desain dan tipe yang diinginkan Transjakarta.
”Untuk merakit atau memproduksi satu bus low entry, dibutuhkan waktu tiga bulan,” ujar Christian Nathanael, pemilik karoseri Nusantara Gemilang.
Pihaknya, lanjut Christian, berupaya memenuhi tenggat waktu penyelesaian pada bulan Juni agar bus bisa dipakai untuk mendukung Asian Games 2018.
Budi melanjutkan, untuk Asian Games, Transjakarta masih menunggu perhitungan Inasgoc tentang jenis bus dan keperluannya. ”Untuk jumlah, ada 300 bus yang siap. Untuk jenis bisa saja terdiri atas bus transjakarta Royal yang jumlah muatnya sedikit untuk atlet, lalu bus low entry yang tengah dalam penyelesaian, bisa juga bus low deck,” ujar Budi.
Menurut rencana, bus-bus tersebut akan mengantarkan atlet dari wisma atlet ke arena dan sebaliknya. Juga akan menjadi bus pengumpan di kawasan Gelora Bung Karno.
Rute nonkoridor
Sementara itu, Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) DKI Jakarta keberatan terhadap pembukaan rute-rute baru nonkoridor transjakarta.
Sejumlah rute nonkoridor memicu reaksi keras dari para sopir angkutan umum. Senin (12/2), sopir mikrolet M-44 jurusan Kalimalang-Karet demo terkait pengoperasian bus transjakarta rute Kampung Melayu-Tanah Abang. Awal Januari, sopir metromini S610 jurusan Pondok Labu-Blok M juga mencegat bus transjakarta nonkoridor.
Ketua Organda DKI Shafruhan Sinungan mengatakan, pengoperasian bus transjakarta nonkoridor di jalur yang memiliki trayek menindas operator angkutan umum. Sebaiknya, PT Transjakarta tidak menimpa trayek sebelum permasalahan di lapangan selesai.
”Transjakarta memberikan kesan melakukan kebijakan semena-mena. Kalau masalah di lapangan tidak diselesaikan lebih awal, protes dan demo-demo akan terus berulang,” katanya.
Wibowo dari Humas PT Transjakarta mengatakan, rute bus transjakarta nonkoridor sudah mendapatkan izin dari Dinas Perhubungan DKI.
Seluruh kewenangan penataan ulang rute trayek (rerouting) ada di Dinas Perhubungan. Dishub akan memilih rute yang memang potensial dan dibutuhkan oleh masyarakat. (HLN/DEA)