JOHANNESBURG, JUMATPresiden Afrika Selatan yang baru, Cyril Ramaphosa, berjanji akan memberantas korupsi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ramaphosa dilantik, Kamis (15/2), menggantikan Jacob Zuma setelah Partai Kongres Nasional Afrika (ANC) memintanya mundur karena didera skandal korupsi. Posisi Ramaphosa mengisi sisa masa kepemimpinan Zuma yang habis tahun depan.
”Persoalan korupsi, perbaikan perusahaan milik negara, dan ’penguasaan atas negara’ akan menjadi prioritas kami,” kata Ramaphosa ketika berada di parlemen. Menurut rencana, Ramaphosa akan menyampaikan pidato kenegaraan di parlemen.
Penguasaan atas negara yang dimaksud oleh Ramaphosa itu adalah skandal korupsi yang dilakukan oleh institusi pemerintah dan bisnis milik kroni-kroni Zuma. ”Kami akan memaparkan rencana dan langkah konkret yang akan diambil,” ujar Ramaphosa.
Keputusan parlemen memilih Ramaphosa sebagai presiden disambut kegembiraan rakyat Afrika Selatan yang selama sembilan tahun terakhir hidup susah akibat ekonomi yang mandek dan skandal korupsi Zuma. Namun, sampai saat ini Zuma tetap merasa tidak bersalah.
Ramaphosa yang berperan penting dalam perundingan untuk mengakhiri apartheid akan mengumumkan perombakan kabinet besar-besaran minggu depan. Ia diperkirakan mengganti sejumlah kroni Zuma yang duduk di posisi-posisi penting pemerintahan dan diduga terlibat dalam korupsi.
Selain menangani korupsi, Ramaphosa juga harus menyatukan kembali ANC yang retak karena berbulan-bulan para anggotanya berbeda pendapat soal Zuma. Situasi itu juga menggoyahkan kepercayaan rakyat terhadap sistem politik Afrika Selatan.
”Hal yang ingin saya lakukan segera adalah bekerja dengan semua partai politik,” ungkap Ramaphosa.
Lapangan pekerjaan
Rakyat Afrika Selatan berharap Ramaphosa dapat memenuhi semua janjinya, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Jika hendak mengurangi tingkat pengangguran, ekonomi Afrika Selatan harus mampu tumbuh lebih tinggi. Selain itu, diperlukan pula upaya pemberantasan kemiskinan yang lebih memadai. Persoalan kemiskinan tidak pernah tuntas sejak berakhirnya kekuasaan kulit putih pada 1994.
Perekonomian Afrika Selatan anjlok ke resesi tahun lalu untuk pertama kalinya sejak 2009. Pasar finansial mulai membaik sejak Ramaphosa terpilih menjadi Ketua ANC untuk menggantikan Zuma, Desember lalu. Investor juga menyambut baik janji Ramaphosa yang akan segera memperbaiki badan usaha milik negara dan membujuk investor luar negeri.
Partai oposisi Afrika Selatan, Aliansi Demokrasi, mau bekerja sama dengan Ramaphosa jika ia benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat Afrika Selatan. ”Kami akan meminta pertanggungjawaban Anda (Ramaphosa) dan kami akan lihat Anda di Pemilu 2019,” tutur Ketua Aliansi Demokrasi Mmusi Maimane.
Sejumlah anggota partai oposisi, Pejuang Kebebasan Ekonomi (EFF), memilih keluar ruangan parlemen sebelum pemilihan Ramaphosa. Alasan mereka, proses pemilihan tidak sah karena dari proses hukum telah diputuskan bahwa anggota parlemen gagal meminta pertanggungjawaban Zuma atas skandal terkait peningkatan rumah pribadi dengan dana negara.
”Partai yang berkuasa itu terbukti tidak mampu memberantas korupsi dan kesalahan administrasi yang dilakukan oleh orangnya sendiri,” kata Ketua EFF Julius Malema.
Selama beberapa tahun terakhir, EFF yang dikenal radikal selalu mengganggu pidato
kenegaraan Zuma. Caranya, dengan protes lalu keluar dari ruangan.
”Keluar dari ruangan di parlemen wajar saja karena merupakan bagian dari praktik demokrasi. Kita keluar jika memang cara itu diperlukan,” kata Malema. (REUTERS/AFP/AP/LUK)