Tantangan saat ini adalah memperbanyak sekolah menengah kejuruan atau SMK yang bermutu dengan infrastruktur berstandar industri.
KUDUS, KOMPAS - Guna meningkatkan daya saing lulusan sekolah menengah kejuruan dalam mengisi pasar kerja, pengembangan kompetensi keahlian kejuruan harus diarahkan untuk menjawab kebutuhan tren perkembangan dunia usaha dan industri. Karena itu, pengembangan bidang keahlian di SMK perlu fleksibel sehingga lulusan mudah terserap di dunia kerja.
Kerja sama dengan industri tidak bisa dikesampingkan untuk menyelaraskan kurikulum. Apalagi, selama ini akses sekolah pada dunia usaha dan industri masih terbatas.
Penyesuaian bidang keahlian di SMK sesuai perkembangan pasar kerja di tingkat nasional, regional, dan internasional di lakukan 15 SMK negeri dan swasta di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Penguatan SMK di Kudus didukung Djarum Foundation Bakti Pendidikan. Program Director Djarum Foundation Primadi H Serad di Kudus, Jumat (23/2), mengatakan, saat ini ada 14 bidang keahlian yang diperkuat karena peluang kerja yang besar hingga pasar kerja internasional.
”SMK yang bersedia untuk bersama-sama mengembangkan SMK berstandar internasional kami bantu. Penting bagi kami yayasan dan kepala sekolah memahami dan mendukung perubahan yang harus dilakukan. Kami membantu mulai dari penyelarasan kurikulum, pelatihan guru, infrastruktur, dan beasiswa,” kata Primadi.
Menurut Primadi, SMK berpotensi untuk mengangkat kehidupan siswa dari keluarga miskin agar segera siap bekerja. ”Siswa miskin dan di daerah juga berhak mengakses pendidikan yang berkualitas,” ujar Primadi.
Saat ini, bidang keahlian yang dinilai kompetitif untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja antara lain komputer dan jaringan, teknik mesin, kuliner, desain fashion, nautika kapal, teknik kapal, animasi, komunikasi visual, hospitality, serta kecantikan dan spa.
Yang disiapkan berikutnya ialah pertanian dan robotik. Pengembangan SMK dengan infrastruktur berstandar industri maju di bidang animasi dilakukan di SMK Raden Usmar Said (RUS).
Kebutuhan tenaga kerja di bidang animasi cukup tinggi. Djarum Foundation mengembangkan SMK animasi yang berstandar Hollywood sehingga lulusannya bisa kerja luar negeri. Selama ini, kata Primadi, tata busana, misalnya, dipandang sebelah mata karena dianggap hanya menghasilkan tukang jahit. Padahal, peluang industri fashion berkembang pesat. Perubahan pun dilakukan dengan menyesuaikan kurikulum sehingga lulusan mampu menjadi desainer fashion yang kompetitif di tingkat global.
Kepala SMK RUS Kudus Fariddudin mengatakan, sekolah dirancang jadi tempat yang menyenangkan untuk memacu kreativitas siswa. Para guru yang punya potensi di bidang seni rupa dan teknologi informasi komunikasi (TIK) mendukung pengembangan bidang animasi.
Keterkaitan-kesepadanan
Sekolah ini pun menerima pekerjaan dari perusahaan animasi. Pemasukan untuk mendukung peningkatan mutu guru dan pendidikan yang sesuai standar industri. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro mengatakan, keterkaitan dan kesepadanan (link and match) selama ini salah dipahami.
Namun, kini mulai diterapkan lewat revitalisasi SMK. Tantangan saat ini untuk memperbanyak SMK yang bermutu dengan infrastruktur berstandar industri, seperti yang dilakukan di Kudus.