Bertemu Film Baik
Antusiasme penonton film Indonesia untuk film-film dengan tema dan penggarapan yang tidak populer dikatakan terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Beberapa film bisa masuk bioskop komersial, tetapi tidak lama.
Di tengah ruang yang sedikit, pencinta film di Indonesia bisa menemukan sejumlah film pemenang festival internasional dalam Plaza Indonesia Film Festival (PIFF) yang berlangsung pada 20 Februari-2 Maret 2018. Tahun ini PIFF mengambil tema ”Love Philosophy”, menampilkan film-film yang menuturkan sisi terang dan gelap perjalanan cinta dari berbagai sudut pandang.
Ada 10 film dari dalam dan luar negeri yang meraih penghargaan pada festival film, seperti Cannes Film Festival, Berlinale atau Berlin International Film Festival, dan European Film Festival, yang bisa dinikmati penonton. Membuka sesi movie screening PIFF adalah film Sekala Niskala: The Seen and Unseen karya sutradara Kamila Andini. Film ini tengah diputar di Berlinale 2018 dan sebelumnya meraih penghargaan di Tokyo Filmex 2017 dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2017. Sekala Niskala: The Seen and Unseen menceritakan ikatan saudara kembar laki-laki dan perempuan, Tantri dan Tantra, dengan latar budaya Bali.
Film Indonesia lain yang akan diputar dalam PIFF adalah Night Bus besutan sutradara Emil Heradi. Film ini menyabet penghargaan Film Terbaik pada Festival Film Indonesia 2017, dan Aktor Terbaik untuk Teuku Rifnu Wikana sebagai pemeran utamanya. Night Bus mengisahkan perjalanan dengan bus malam di daerah konflik antara aparat keamanan dan pasukan pemberontak.
Night Bus barangkali menjadi salah satu contoh betapa film dengan tema yang tidak populer kurang mendapat tempat di bioskop. Karena persoalan distribusi, film ini hanya bertahan tak lebih dari sepekan. Banyak orang bertanya-tanya, film seperti apa Night Bus ini sampai bisa menjadi film terbaik karena mereka belum menonton di bioskop. Setelah menyandang predikat Film Terbaik FFI 2017, film tersebut kemudian diputar lagi di sejumlah bioskop selama beberapa hari.
Selain dua film panjang, PIFF juga menghadirkan dua film pendek, yakni The Gift dan Laut Bercerita. The Gift karya sutradara Hanung Bramantyo menampilkan aktor Reza Rahadian, Christine Hakim, dan Ayushita Nugraha. Film bertutur tentang cinta seorang novelis, Tiana, kepada Harun yang memiliki gangguan penglihatan. Di saat yang sama, teman masa kecil Tiana akan melamarnya. Tiga orang ini kemudian berusaha memaknai kembali cinta dan ketidakberdayaan mereka.
Adapun Laut Bercerita karya Pritagita Arianegara merupakan film pendek yang dibuat sebagai respons atas novel karya Leila S Chudori yang berjudul sama. Film ini juga menampilkan Reza, Ayushita, serta Dian Sastrowardoyo. Kisahnya berlatar gejolak reformasi 1998.
Perspektif unik
Dari mancanegara, sejumlah film tentang cinta dalam segala dimensinya yang dituturkan dengan cara, perspektif, dan teknik yang unik, akan menyapa penggemar film. Film-film non-Hollywood ini bisa dipastikan susah ditemui penonton di ruang putar arus utama.
Yang pertama ada On Body and Soul yang ditulis dan disutradarai Ildiko Enyedi. Film Hongaria bergenre drama ini mengetengahkan dua orang, Endre (Geza Morcsanyi) dan Maria (Alexandra Borbely), yang sama-sama bekerja di rumah jagal dan menyadari secara tidak sengaja bahwa mereka memiliki mimpi yang sama setiap malam. Mereka bertemu sebagai rusa di hutan. Keduanya mencoba menciptakan mimpi itu di dunia nyata, tetapi tidak mudah.
On Body and Soul meraih Golden Bear dalam Berlinale 2017 dan dinominasikandalam kategori film berbahasa asing terbaik untuk Academy Awards atau Oscar 2018. Borbely meraih penghargaan European Actress dalam European Film Awards untuk perannya dalam film tersebut.
Masih ada beberapa film yang bisa dinikmati, yakni Felicite karya Alain Gomis yang memenangi Grand Jury Prize di Berlinale 2017; The Beguiled besutan Sofia Coppola, peraih Sutradara Terbaik di Cannes 2017; Loveless karya Andrey Zvyagintsev dari Rusia yang meraih Jury Prize di Festival Film Cannes dan Best International Film di Munich Film Festival; serta The Square dari Swedia yang meraih sederet penghargaan bergengsi, termasuk Palm D’Or dari Cannes, dan dinominasikan dalam Oscar 2018 untuk kategori film berbahasa asing terbaik.
Keunikan penggarapan film bisa ditemui dalam film Loving Vincent karya Dorota Kobiela dan Hugh Welchman yang berkisah tentang pelukis ternama, Vincent van Gogh, terutama saat kematiannya. Film animasi ini dibuat dari 65.000 bingkai lukisan bergaya Van Gogh oleh 125 pelukis. Film tersebut dinominasikan untuk Oscar 2018 kategori film animasi terbaik.
Astri Abyanti Permatasuri, General Manager Marketing & Leasing Level 4, 5, 6 PT Plaza Indonesia Realty Tbk, mengatakan, festival film ini memang dimaksudkan untuk memberikan akses dan mempertemukan industri film dengan komunitas pencinta film. ”Tidak hanya mengajak penggemar menyaksikan film-film festival terbaik dunia, tetapi juga mendorong industri perfilman Indonesia agar semakin maju dan bersanding dengan film kaliber internasional,” katanya.
Produser dan sutradara Sheila Timothy mengatakan, semangat dan antusiasme penonton terhadap perfilman Indonesia dan asing semakin bagus sehingga mereka perlu diberi kesempatan untuk bertemu dengan film-film yang baik. ”Tahun 2016-2018 ini merupakan pencapaian luar biasa dalam perfilman kita. Tugas kamilah untuk menjaga apa yang sudah dicapai dan untuk terus memproduksi film yang baik untuk penonton,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Pritagita dan produser Gita Fara yang menegaskan bahwa kesempatan bertemu film-film yang baik dalam penceritaan dan penggarapan, dengan tema tidak populer, perlu diberikan seluas mungkin kepada penonton.
”Jenis film art-house, misalnya, bisa menjadi alternatif untuk penonton film di Indonesia,” katanya.
Selain pemutaran film atau movie screening, PPIF juga diisi movie clinic dengan menggandeng para pelaku dunia perfilman. Acting clinic menghadirkan Reza Rahadian dan Christine Hakim, directing clinic bersama Lucky Kuswandi dan Mouly Surya, production clinic oleh Lala Timothy dan Rama Adhi, serta script writingclinic bersama Ernest Prakasa.