Di antara para pelari Indonesia yang mengikuti Tokyo Marathon 2018, tampak Alya Rohali saat berlari bareng di Taman Yoyogi, Tokyo, Sabtu (24/2). Tetapi, Puteri Indonesia 1996 yang kini juga seorang notaris itu tidak menjadi peserta Tokyo Marathon.
”Tahun ini aku cuma nemenin Adjani. Aku coba daftar, tetapi enggak dapet drawing-nya,” kata Alya yang tahun 2016 pernah mengikuti Tokyo Marathon.
Rupanya, Namira Adjani Ramadina, putri sulung Alya, yang menjadi peserta Tokyo Marathon kali ini. ”Alhamdulillah, dia ikut daftar yang 10K Youth dan dapat drawing-nya,” ujar Alya yang senang lari sejak 2002.
Aktivitas sehatnya itu rupanya menjadi inspirasi Adjani untuk berlari juga. Apalagi, melihat sang ibu mengejar race sampai ke mana-mana. ”Dia pun mulai latihan lari sejak setahun belakangan ini, dari yang 5K sampai 10K di Bali Marathon,” kata Alya.
Alya semakin berbahagia karena Adjani ikut berlari di Tokyo tidak hanya berlari, tetapi juga berbagi untuk orang lain. Adjani menembus 10 kilometer di Tokyo dengan waktu 1 jam 2 menit. ”Dia ingin kayak mamanya saat lari di Berlin Marathon yang membawa misi fundraising untuk Rohingya,” ujar Alya.
Dia pun memperkenalkan Adjani kepada teman-temannya yang bekerja di Unicef. Adjani berlari di Tokyo untuk menggalang donasi bagi anak-anak bergizi buruk di Nusa Tenggara Timur. Mereka yang berniat donasi bisa melalui laman di kitabisa.com/AdjaniLawanGiziBuruk. (USH)