Petualangan Matcha di Amausaan
Sebagai pendamping, ada Ice Vanilla Snowball Latte, Ice Matcha Latte Float, Ice Matcha Ice Cream Latte, Ice Superior Uji Matcha, dan Matcha Latte (panas). Tersedia juga pilihan di luar rasa matcha, seperti Kiyomizu Temple Sakura Fried Tea dan Okayama White Peach Oolong Tea.
Matcha kini memang semakin akrab di lidah. Padahal, pada abad ke-9, matcha hanya dikenal sebagai obat. Baru di akhir abad ke-20, dunia kuliner menggunakan manfaat matcha dalam ragam produk makanan dan minuman.
Banyak orang mengira matcha sama dengan green tea. Padahal, meski berasal dari tanaman yang sama, yaitu Camellia sinensis, matcha berbeda dengan green tea. Perbedaan mendasar keduanya terletak pada cara pengolahan dan warna yang dihasilkan.
Matcha diproses dengan menutup daun teh selama 20-30 hari sebelum dipanen agar terhindar dari sinar matahari. Hal ini membuat warna daun menjadi gelap karena meningkatnya asam amino yang ada di klorofil daun.
Proses pengeringan daun matcha juga singkat, untuk menjaga warnanya tetap hijau. Setelah panen, biasanya petani akan memisahkan antara batang dan urat daunnya, lalu menumbuknya dengan batu hingga halus.
”Matcha yang digunakan oleh Amausaan didatangkan langsung dari Jepang, khususnya dari daerah Uji yang dikenal merupakan daerah penghasil matcha terbesar di Jepang. Daerah Uji adalah daerah yang paling sempurna untuk menghasilkan daun teh berkualitas tinggi,” tutur pemilik Amausaan Uji Matcha, Merisha Ayu Permata Putri, akhir Januari lalu.
Dari daerah Uji, Amausaan memilih merek matcha yang sudah berusia 100 tahun sebagai bahan baku utama, yang kemudian diterbangkan langsung ke Jakarta. Dengan bahan baku lokal tersebut, Amausaan menciptakan berbagai menu olahan matcha yang dikombinasikan dari semangat mengusung budaya minum teh tradisional yang telah mengakar di Jepang dengan teknologi pembuatan dessert ala Barat.
Petualangan matcha
Meski akhir Januari lalu Jakarta dibalut mendung, Iced Superior Uji Matcha menjadi pilihan untuk menjajal petualangan di surga matcha bersama sejumlah menu andalan Amausaan lainnya. Gradient Matcha cheese
cake, Matcha Mille Crepes Cake, Uji Matcha Iced Bamboo Tube, hingga Drifting Snow-Fuji Matcha Crushed Ice. Tak lupa, Supreme Matcha Ice Cream Cone yang menggoda.
Iced superior Uji Matcha yang disuguhkan dalam gelas ukuran besar tampak berwarna hijau pekat dalam limpahan bongkah-bongkah es batu yang mengambang di dalam gelas. Terlihat sangat menyegarkan.
Meski warna hijaunya tampak pekat, saat disesap, tak terjejak rasa pahit. Cita rasa matcha yang sedikit creamy tetap mendominasi di antara kesegaran yang tercipta dari es batu yang berlimpah. Minuman dingin itu makin terasa segar karena kadar kemanisannya pas, tidak berlebihan, yang acap kali malah meninggalkan jejak gula di lidah yang membuat rasa enek dan cepat kenyang.
Puas dengan petualangan rasa dari Iced Superior Uji Matcha yang mengesankan, petualangan berlanjut pada rasa matcha selanjutnya, yaitu pada lapis-lapis Gradient Matcha Cheese Cake dan Matcha Mille Crepes Cake yang tampilannya sungguh menggoda mata.
Seperti namanya, Matcha Mille Crepes Cake adalah kue yang jumlah lapisannya sangat banyak. Di Perancis, kue ini dikenal dengan sebutan kue beribu lapisan.
Matcha Mille Crepes Cake ini dilapisi dengan krim dan matcha di setiap lapisannya. Namun, krim di dalam setiap lapisan kue di Amausaan tidak terlalu kentara, lebih banyak didominasi lapisan matcha berwarna hijau terang.
Saat disendok, teksturnya terasa lembut, meleleh di lidah dengan cita rasa matcha yang pas. Begitu juga dengan kadar kemanisannya. Pas, tidak berlebihan.
Rasa matcha yang lebih kuat ditemukan di Gradient Matcha Cheese Cake karena lapisan-lapisan matcha di kue ini bergradasi mulai dari lapisan dengan kadar matcha yang tipis sampai lapisan dengan kadar matcha yang tebal. Begitu juga dengan teksturnya yang lebih padat dibandingkan dengan Matcha Mille Crepes Cake. Di bagian bawah, ada lapisan cokelat dan krim keju padat yang menguatkan rasa keju pada kudapan tersebut.
Uji Matcha Iced Bamboo Tube menjadi jembatan menuju dessert matcha yang bercita rasa lebih segar karena disajikan bersama parutan es batu yang berlimpah. Sesuai namanya, dessert ini disajikan di dalam potongan bambu yang juga didatangkan dari Jepang dengan kompleksitas rasa yang mencengangkan.
Selain parutan es batu, ada susu kental manis, kacang merah masak, gelato rasa matcha, mochi atau rice ball tanpa rasa, krim, sirup gula merah, ditambah crispy rice brown yang kriuk. Di bagian atas, sebuah mochi dilumuri ekstrak matcha sebagai penarik perhatian, ditutup dengan taburan bubuk matcha di seluruh gelas bambu.
Secara keseluruhan, cita rasanya komplet. Rasa manis yang pekat didominasi oleh kacang merah masak dan sirup gula merah. Namun, dalam parutan es batu, rasa manis itu bisa sedikit berkurang.
Sensasi kompleksitas rasa juga ada pada Drifting Snow-Fuji Matcha Crushed Ice yang tampilannya sangat fenomenal, porsi besar dengan parutan es batu yang disusun menyerupai Gunung Fuji di Jepang.
Saat disendok, cita rasanya tak berbeda jauh dengan Uji Matcha Iced Bamboo Tube karena bahan bakunya juga mirip. Namun, sensasi kesegarannya jauh lebih terasa karena parutan es batu yang digunakan lebih banyak.
Petualangan matcha siang itu ditutup dengan Supreme Matcha Ice Cream Cone yang manis dan segar. Rasanya komplet sudah. Matcha dalam berbagai ragam varian telah terlampaui.
Meski bukan makan dan minum porsi besar, dua-tiga varian matcha telah berhasil membuat perut kenyang. Hati pun rasanya senang, membayangkan matcha yang konon kaya antioksidan dan bermanfaat untuk memberikan ketenangan, membuang racun-racun tubuh dan memperkuat sistem imun, telah bersemayam di dalam tubuh tanpa paksaan. Ikhtiar sehat memang bisa dilakukan dalam banyak cara.