logo Kompas.id
Lain-lainKewirausahaan Sosial Jadi...
Iklan

Kewirausahaan Sosial Jadi Solusi Konkret

Oleh
· 3 menit baca
Iklan

JAKARTA, KOMPAS — Anak-anak muda Muslim dari kalangan generasi milenial (kelahiran tahun 1980-1995) membentuk gerakan masyarakat untuk menyuarakan kembali semangat toleransi dan perdamaian. Gerakan tersebut hendaknya disertai pemberdayaan sosial bagi sesama anak muda. Pendekatan yang menekankan pada aspek ideologis saja tidak dianggap memberi jalan keluar bagi generasi milenial. Dibutuhkan aksi konkret yang dampaknya langsung dirasakan di masyarakat. "Kewirausahaan sosial merupakan jalur yang strategis karena selain memberdayakan individu dan masyarakat, juga memperkuat jaringan," kata Romzi Ahmad, salah satu pendiri gerakan Muslim Milenial, dalam acara Platform Muslim Milenial sebagai Gerakan Kebangsaan, Sabtu (3/3), di Jakarta.Muslim Milenial adalah gerakan masyarakat yang bertujuan memperluas dan mempererat jaringan anak-anak muda Muslim di Nusantara, terlepas latar belakang suku bangsa, golongan, dan organisasi masyarakat yang mereka ikuti. Dalam gerakan ini, mereka bisa saling berbagi pengetahuan atau keterampilan dan bekerja sama dalam suasana yang cair, tidak birokratis seperti dalam organisasi masyarakat."Selama ini, alasan anak muda terjerumus ke paham intoleransi adalah ketidakpuasan pada status mereka di masyarakat yang tidak dianggap sebagai bagian penting pemangku kepentingan dan perubahan," kata Romzi yang juga aktif dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.Hal tersebut ditambah dengan tidak adanya akses keluar dari wilayah tempat mereka dibesarkan sehingga tidak memiliki kesempatan bertemu dengan orang lain yang berbeda golongan, suku bangsa, dan kepercayaan. Karena itu, gerakan Muslim Milenial sebagai wujud kewirausahaan sosial juga memberi beasiswa kepada anak-anak muda yang sudah membuat perubahan positif di tempat asal masing-masing. Perubahan tersebut bisa berupa pemberdayaan ekonomi, peningkatan literasi masyarakat, advokasi kesehatan, kesenian, hingga religi.PemberdayaanMenurut Subhan Setowara, pendiri Muslim Milenial yang juga aktif dalam Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah, beasiswa bagi anak-anak muda pembawa perubahan itu bisa berupa jejaring dengan pihak-pihak yang bisa membantu pemberdayaan di akar rumput. "Bentuknya bisa koneksi dengan pemilik modal, mendatangkan pelatih, ataupun jejaring pegiat dan pakar yang bisa menambah ilmu mereka," ujarnya.Dalam proses tersebut, anak-anak muda Muslim berkesempatan mengenal kemajemukan masyarakat Indonesia. Subhan mengatakan, pesan toleransi akan tersampaikan secara organik melalui interaksi personal, bukan melalui ceramah. Pengalaman tersebut yang akan membuka wawasan anak-anak muda Muslim milenial. Peneliti Pusat Penelitian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah, Jakarta, Didin Syafruddin, yang dihubungi pada hari Minggu, menuturkan, generasi milenial menyukai kebebasan dan interaksi yang bersifat cair. Konsep ini yang kurang dimanfaatkan oleh organisasi-organisasi masyarakat Islam. Mereka masih mengandalkan sistem pengaderan yang meminta anak muda menjadi anggota organisasi tersebut."Generasi muda yang menginginkan perubahan tidak puas hanya menjadi anggota. Mereka ingin terlibat aktif, bukan sekadar menerima perintah dari pemimpin. Muslim milenial mulai melihat bahwa dunia tidak hanya lingkungan sekitar, tetapi di luar batas geografis dan kebangsaan seseorang," ujarnya. Didin menambahkan, ideologi toleransi sebenarnya sudah ada dalam sistem berbangsa dan bernegara, tetapi sering dilupakan karena tertutup kepentingan sosial, politik, dan ekonomi. Gerakan anak muda merupakan faktor penting untuk mengembalikan ingatan masyarakat tentang semangat persatuan yang merupakan budaya Indonesia. (DNE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000