BERLIN, KOMPAS -- Tim Malang Amore Carnival tampil memukau di Internationale Tourismus Borse (ITB) Berlin di Messe, Berlin, Jerman, yang berlangsung mulai 7-12 Maret 2018. Sejak hari pertama, Rabu (7/3) hingga Jumat (9/3), penampilan tim yang dipimpin Yoseph Agus Kristian tersebut menyedot banyak perhatian pengunjung bursa pariwisata terbesar dunia ini.
Yoseph mengenakan kostum Barong Bali berwarna merah, sedangkan Almira Dea Davita, rekannya memakai kostum Pura Besakih Bali yang didominasi warna keemasan. Kostum dengan ukuran tinggi tiga sampai empat meter dengan berat sekitar 20 kilogram itu mencuri perhatian meski dari jarak pandang sekitar 300 meter. Pemandangan inilah yang mengundang penunjung untuk datang ke Paviliun Wonderful Indonesia di ITB Berlin.
"Ada rasa bangga diikutsertakan mewakili Indonesia di ajang promosi pariwisata tingkat dunia terbesar ini. Senang banget ternyata pengunjung sangat suka dengan penampilan kami," kata Yoseph kepada Kompas di Berlin, Jumat (9/3).
Yoseph dan Amira tampil di depan pintu masuk Paviliun Indonesia di Lot 26 A Messe, Berlin, Jerman. Pintu masuk paviliun Indonesia dibuat menyerupai bentuk Pura Candi Bentar.
Sepanjang Jumat, satu per satu pengunjung antre untuk berfoto bersama. "It\'s amazing," ujar salah satu pengunjung. Tak hanya pengunjung, perwakilan industri pariwisata dari Indonesia dan negara lain, seperti Thailand, Turki, Denmark, Inggris, dan Afrika, turut datang menyaksikan penampilan sekaligus berfoto dengan Yoseph dan Almira yang menggunakan kostum "heboh" itu.
Pengunjung makin memenuhi Paviliun Indonesia saat Yoseph dan Almira menampilkan Tari Gandrung Marsan. Tepuk tangan riuh membahana saat kedua penari mengakhir pertunjukan mereka.
Tim Malang Amore Carnival ini pernah mewakili Indonesia, yang juga tampil dan sukses mencuri perhatian ribuan warga Kota Adelaide, Canberra, Sydney, dan Brisbane di Australia, lalu Selandia Baru dan Korea Selatan. Juga saat tampil di Bangalore dan Mumbai di India, serta Hongkong, China, Taiwan, Vietnam, Singapore, Malaysia, Brunei Darusalam, dan Thailand.
Terkait kostum dan penampilannya, Almira Dea Davita mengatakan, beberapa kostum yang digunakan di negara-negara itu berbeda dengan tema Flora dan Fauna, serta budaya, di antaranya konstum yang terinspirasi burung lovebird dengan dominasi warna hijau, orange, dan biru. Juga jenis burung khas seperti cendrawasih, merak, dan garuda putih.
Kopi, Spa, hingga Rias Pengantin
Selain menampilkan seni tari dan budaya tradisional, di Paviliun Wonderful Indonesia, pengunjung dapat menikmati pijat spa tradisional dan minuman herbal dan kopi tradisional khas Indonesia.
Ada juga penampilan tata rias dan busana pengantin tradisional karya Novi Arimuko (51), pemilik Novi Arimuko Make Up Studio Jakarta Selatan. "Saya baru kali ini mengikuti pameran pariwisata yang menjual wisata perkawinan. Kami menawarkan kepada wisatawan mancanegara, selain menikmati keindahan alam dan budaya di Indonesia mereka juga bisa menggelar acara perkawinan di Indonesia," kata Novi.
Di paviliun Indonesia yang didominasi tema Bali, pengunjung bisa berfoto sendiri dengan memakai pakaian pernikahan tradisional Bali dan daerah lain di Indonesia. Payung kain poleng menojol di pintu masuk. Para petugas di Paviliun Wonderful Indonesia juga mengenakan busana tradisional Bali.
Ajang promosi pariwisata
ITB Berlin merupakan salah satu kegiatan Travel Trade Show terbesar di dunia. Indonesia telah mengikuti ajang promosi dan bisnis industri pariwisata ini sejak tahun 1967 sampai sekarang. Ajang ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi para peserta dari Indonesia. Mereka bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan pembeli potensial dan pelaku pasar wisata internasional.
Data panitia ITB Berlin, nilai transaksi yang diperoleh peserta pameran pada ajang ini rata-rata mencapai 6 miliar Euro dengan tingkat kepuasan mencapai 92 persen. Deputi Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya mengatakan, itu bukti nyata bahwa ITB Berlin merupakan ajang yang sangat strategis untuk promosi dan pemasaran pariwisata Indonesia di dunia internasional maupun ajang bertemunya kalangan business to business (B to B), khususnya kawasan Eropa.