Argumentasi
Benih Ketidakjujuran
Romanus Piter, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang, Jawa Timur
Saya menilai perkara menitipkan tanda tangan kehadiran tidak baik dijadikan warisan di kalangan mahasiswa. Oleh karena itu, ketika ada halangan masuk kuliah dengan alasan apa pun, jauh lebih baik kita membuat surat izin. Tujuannya agar mahasiswa berani jujur dan membiasakan hal yang benar.
Feny Nida Fitriyani, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,Yogyakarta
Fenomena menitipkan tanda tangan kehadiran merupakan hal yang tidak bisa dimaklumi. Menurut saya, titip tanda tangan merupakan cerminan diri seseorang. Kalau ingin tidak masuk karena ada kepentingan yang begitu mendesak atau sakit, ia bisa minta izin kepada dosen.
Bagi saya, persentase kehadiran tidak terlalu besar saat penilaian akhir. Meskipun demikian, tanda tangan kehadiran menjadi bukti apakah mahasiswa tersebut layak mengikuti ujian akhir atau tidak.
Dari pengalaman saya, apabila syarat kehadiran tidak memenuhi ikut ujian, dosen akan memberikan kebijakan personal asalkan alasannya bisa dipertanggungjawabkan. Saat ada teman yang menitipkan tanda tangan kehadiran, saya jawab tidak bisa karena hati rasanya berat.
Tidak Berani
Wadeltrudis Rohayati, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Satu kebiasaan mahasiswa yang terus-menerus menjadi warisan sampai sekarang adalah titip tanda tangan pada daftar kehadiran. Saya tidak berani titip tanda tangan kepada teman atau menerima titipan tanda tangan dari teman, bahkan sampai memalsukan tanda tangan.
Pengalaman saya, di kampus, ada seorang dosen yang memiliki gaya mengajar santai. Namun, diam- diam, dosen itu menghitung jumlah mahasiswa yang hadir mengikuti perkuliahannya. Kursi banyak yang kosong, tetapi daftar presensi menunjukkan semua mahasiswa hadir. Untuk dua kali pertemuan, dia masih diam.
Minggu berikutnya, ketika dosen masuk kelas, dia dengan nada sedikit marah bertanya kepada kami, ”Siapa yang sudah menandatangani presensi titipan temannya?” Kami semua diam dan bingung, dosen meminta kejujuran dari kami.
Sejak saat itu, semua mahasiswa rajin kuliah. Tidak ada yang berani menitip tanda tangan kehadiran. Pengalaman berharga itu menyadarkan kami akan suatu nilai kejujuran.
Bikin Kapok
Alya Kartika, Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya
Suatu kali, saya pernah menitip tanda tangan kehadiran dan berujung apes. Waktu itu, jadwal salah satu mata kuliah sore hari tiba-tiba dimajukan saat saya sedang mengerjakan tugas kelompok di kos teman. Ditambah dengan hujan deras, saya jadi semakin malas berangkat ke kampus.
Tebersit di pikiran saya untuk titip tanda tangan kehadiran kepada teman saya karena biasanya di mata kuliah ini, dosen tidak mengabsen. Namun, rupanya nasib baik tak berpihak kepada saya. Hari itu, setelah buku presensi selesai ditandatangani mahasiswa, dosen saya mengeceknya dengan memanggil nama kami. Alhasil, saya dan teman-teman yang menitip tanda tangan pun ketahuan membolos.
Di akhir semester, nilai saya untuk mata kuliah tersebut mendapat B, padahal saya selalu mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Saya pikir ini adalah hukuman karena sudah berlaku curang.
Dilema
Awal Mulia Rejeki Tumanggor, Jurusan Pendidikan Fisika, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
Belajar di kampus keguruan sangatlah seru, selain siap mengajar dan mendidik sekaligus mandiri mencari biaya tambahan. Saya pernah dilema, memilih antara mengajar dan kuliah.
Teguran dari pihak lembaga pendidikan dan dosen menjadi kartu kuning bagi saya apabila melalaikan tanggung jawab. Menitipkan tanda kehadiran kepada komisaris tinggi kelas menjadi jalan tengah agar bisa memenuhi keduanya.
Satu minggu kemudian, dosen memberikan ujian formatif dadakan sebagai batasan materi yang telah diajarkan. Saya pun panik sehingga nilai itu mata kuliah itu menjadi jelek.
Kejadian tersebut mengajarkan saya mengenai prioritas hidup. Pentingnya sikap jujur dalam perkara kecil dan bertanggung jawab atas pilihan yang saya ambil. Menitip absen bukanlah alternatif baik.