Kawasan Berorientasi Transit Dukuh Atas Diluncurkan PT MRT dan Pemprov DKI
Oleh
Helene F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sebelum beroperasi Maret 2019, PT MRT Jakarta dan Pemprov DKI Jakarta siap meluncurkan kawasan berorientasi transit atau transit development oriented (TOD) Dukuh Atas, Kamis (29/3). Sejumlah pihak di sekitar stasiun membuat perjanjian kerja sama dengan PT MRT Jakarta.
"Mereka adalah para pemilik atau pengelola properti di sekitar stasiun MRT Dukuh Atas," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar dalam pertemuan dengan wartawan dan blogger, Rabu (28/3). Pemilik dan pengelola properti itu digandeng untuk mengembangkan TOD.
Nantinya, Stasiun Dukuh Atas akan menjadi satu dari delapan stasiun MRT yang ditetapkan Pemprov DKI sebagai pusat pertumbuhan baru berorientasi transit. MRT Jakarta ditunjuk sebagai operator utama TOD.
Sesuai rencana induk yang disusun MRT, nantinya di setiap gedung di sekitar stasiun akan saling terhubung dengan stasiun MRT dan menawarkan kemudahan akses atau perjalanan bagi masyarakat pengguna angkutan umum.
Dibangun sebagai bagian fase I MRT Jakarta koridor selatan-utara Lebak Bulus-Bundaran HI, Stasiun Dukuh Atas merupakan stasiun paling ramai. Dukuh Atas menjadi simpul transit enam moda angkutan umum, yaitu bus umum (BRT), kereta ringan (LRT) pemerintah pusat, LRT Jakarta, kereta bandara, kereta komuter, dan kereta cepat (MRT).
Sesuai pasal 1 Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 44 Tahun 2017 tentang Pengembangan Kawasan Transit Oriented Development, pengembangan pusat pertumbuhan baru yang berbasis angkutan umum menjadi konsep pembangunan kota yang ditetapkan. Di kawasan dalam radius 350-700 meter dari pusat angkutan umum bisa dikembangkan kawasan campuran, baik untuk hunian, perkantoran, hingga komersial.
Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono menjelaskan, ada sekitar 50 pemilik dan pengelola gedung di sekitar delapan stasiun itu yang membuat MoU dengan MRT, bergabung dalam TOD. Untuk TOD Stasiun Dukuh Atas, beberapa pemilik gedung sudah menindaklanjuti dengan membuat perjanjian kerja sama dengan MRT untuk membuat interkoneksi dengan Stasiun Dukuh Atas, setidaknya UOB dan BNI.
Penataan awal kawasan TOD, kata William, PT MRT akan mempercantik kawasan Dukuh Atas dengan membangun kawasan pejalan kaki yang membuat pengguna angkutan umum aman berpindah moda, lalu ruang terbuka hijau, dan membangun transit hub yang di atasnya menjadi gedung kantor MRT Jakarta memanfaatkan aset pemprov, yaitu lahan eks Pasar Blora.
Untuk transit hub itu, PT MRT akan membuat sayembara desain, supaya masyarakat turut terlibat. Sayembara akan diluncurkan Kamis hari ini.
Terkait operasional, dua rangkaian kereta MRT yang masing-masing terdiri atas enam kereta dan tengah dikirim dari Toyokawa, Jepang, akan tiba di Tanjung Priok awal April 2018. Kedatangan itu lebih lambat dari jadwal, karena faktor cuaca dalam perjalanan pengapalan. Adapun 14 rangkaian lainnya akan tiba bertahap.
Untuk konstruksi Stasiun Dukuh Atas, dijelaskan Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta dalam kunjungan ke stasiun bawah tanah itu, saat ini kemajuan pembangunan stasiun Dukuh Atas sudah lebih dari 90 persen.
Stasiun Dukuh Atas yang merupakan stasiun terdalam dengan kedalaman 24 meter karena dibangun melintas di bawah dasar kanal banjir barat (KBB), terdiri atas tiga bagian. Yaitu lantai pertama untuk gerbang masuk dan keluar (tap in dan tap out), tiket, dan area pertokoan. Lalu, lantai intermediate sebagai lantai antara/penghubung, dan lantai dasar tempat peron, serta rel kereta berada.
"Di lantai dasar saat ini ada pemasangan platform screendoor atau pintu pembatas peron dan rel, lalu ada elektrifikasi dan sistem persinyalan juga tengah dirampungkan. Untuk rel sudah terpasang kuat di dua jalur kereta. Lalu di bagian lantai satu sudah ada pemasangan keramik dan penyiapan tempat pemasangan passenger gate,"terang Silvia.
Untuk peron, dirancang sepanjang 160 meter supaya ke depan bisa melayani satu rangkaian yang bisa terdiri atas delapan kereta. Untuk operasional awal satu rangkaian akan terdiri atas enam kereta.
Secara total, untuk konstruksi sudah mencapai 92,50 persen. Untuk konstruksi layang mencapai 89,19 persen, sementara konstruksi bawah tanah 95,3 persen.