BEIJING, SELASA - Meskipun tengah bersitegang dengan Amerika Serikat dalam isu tarif, China menyambut baik rencana pertemuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan Presiden AS Donald Trump. Direncanakan, Mei mendatang mereka akan membahas isu Semenanjung Korea, salah satu yang diharapkan akan dibahas adalah isu program nuklir Korut.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, Selasa (3/4/2018) di Beijing berharap, pertemuan itu akan berjalan lancar dan semua pihak yang terlibat menghindari apa yang disebutnya dengan “faktor-faktor yang mengganggu”.
China adalah sekutu tradisional Korut. Namun terkait pengembangan senjata nuklir oleh Pyongyang, Beijing mengambil sikap berbeda. Sejauh ini, Beijing konsisten mendukung sikap tegas Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan AS yang menjatuhkan sanksi tegas untuk Pyongyang.
Oleh karena itu, ketika eskalasi di Semenanjung Korea semakin menurun, Beijing melihatnya sebagai sebuah kemajuan. Wang Yi mengatakan, ada perubahan positif di Semenanjung Korea.
Dalam pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping, di Beijing bulan lalu, Kim Jong Un menjanjikan denuklirisasi dan siap bertemu dengan Presiden Donald Trump. Selain itu, Korut pun akan menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan Korsel, dijadwalkan pada Jumat, 27 April mendatang.
"China berharap semua pihak dapat menghargai situasi ini, menjaga momentum kontak dan dialog, dan menciptakan kondisi (positif) untuk memulai kembali dialog dengan lancar," kata Wang dalam jumpa pers setelah menerima Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis.
Ia pun berharap pertemuan antara Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump akan "meningkatkan saling pengertian".
"Tetapi pengalaman sejarah memberi tahu kita bahwa pada saat meredanya situasi di Semenanjung itu dan ketika cahaya pertama mulai terdengar pada perdamaian dan dialog, seringkali segala macam faktor yang mengganggu muncul," kata Wang.
"Jadi kami memanggil semua pihak untuk mempertahankan fokus, menghilangkan gangguan, dan dengan tegas mengikuti jalur dialog dan negosiasi yang benar."
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis mengatakan, pihaknya mendiskusikan dengan Wang peran yang bisa dimainkan Swiss dalam pertemuan strategis antara Kim dan "beberapa mitra penting di tingkat internasional".
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho berkunjung ke Beijing untuk bertemu dengan mitranya, Wang Yi. Kunjungan yang dilakukan Ri, kurang lebih seminggu setelah kunjungan Kim Jong Un ke Beijing itu, juga menunjukkan upaya Korut untuk memperbaiki hubungan mereka dengan China. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, China mendukung pengetatan sanksi Dewan Keamanan PBB atas Korut.
Dalam pertemuan mereka, Wang Yi mengungkapkan apresiasinya terkait langkah Pyongyang yang berupaya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.
"Cina menghargai komitmen Korea Utara untuk denuklirisasi dan upaya penting untuk meredakan situasi di semenanjung, dan mendukung pertemuan pemimpin Korea Utara dengan para pemimpin Korea Selatan dan AS," kata Wang kepada Ri.
Menanggapi pernyataan Wang Yi, Menlu Korut Ri Yong Ho mengatakan, Pyongyang bersedia mengembangkan hubungan persahabatan tradisional dengan China dan menegaskan, Korut akan terus mempertahankan komunikasi yang erat dan strategis dengan China, termasuk masalah Semenanjung Korea.