AS-Rusia Makin Memanas
Pernyataan Trump itu disampaikan setelah pesawat-pesawat Israel menggempur pangkalan udara Suriah di dekat Homs, yang menewaskan tujuh personel militer Iran, Senin dini hari waktu Suriah. Belum diketahui apakah Israel berkoordinasi dulu dengan AS sebelum gempuran itu.
Rezim Bashar al-Assad dengan keras menyangkal telah menyerang warga sipil dengan gas beracun di provinsi yang dikuasai pemberontak Suriah.
Sekutu Assad, Rusia, mengecam keras serangan yang dilakukan Israel ke basis militer Suriah. Moskwa sekaligus mengecam Washington yang telah meningkatkan ketegangan di kawasan dan membuka kemungkinan konflik frontal.
Ketika ditanya wartawan apakah Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas serangan senjata kimia, Trump mengatakan, ”Ya, mungkin. Dan, kalau dia melakukannya, ini (serangan balasan) akan sangat keras, sangat keras. Siapa pun harus membayarnya.”
Trump berjanji membuat keputusan segera. ”Kami memiliki berbagai opsi militer,” kata Trump yang menyebut serangan pada hari Sabtu sebagai serangan biadab. ”Apakah ini Rusia, Suriah, Iran, apakah mereka bersama-sama, kita akan segera mengetahuinya,” kata Trump.
Rusia membantah
Militer Rusia menyatakan telah mengunjungi area yang diserang dan tidak menemukan bukti penggunaan senjata kimia. Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menuduh Washington dengan sengaja menaikkan ketegangan internasional dan mengancam Rusia lewat intonasi ”yang melampaui batas yang bisa diterima, bahkan selama Perang Dingin”.
Menurut Nebenzia, serangan AS akan ”sangat, sangat berbahaya”. Ia mendesak para penyidik dari Organisasi untuk Pencegahan Senjata Kimia agar terbang ke Damaskus dan mengunjungi area serangan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan, Rusia akan menyampaikan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB agar ada penyidik internasional yang mengunjungi Douma.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengumumkan, dua jet tempur Israel telah menyerang pangkalan udara Suriah—disebut T4—yang diduga menjadi pangkalan pasukan Iran.
Menurut Kremlin, pesawat Israel menembakkan delapan rudal. Lima ditembak jatuh, sementara tiga lainnya mendarat di luar pangkalan. Namun, Kemlu Israel tidak berkomentar.
Amos Yadlin, mantan kepala intelijen militer Israel, kepada radio militer Israel menyatakan, Israel berada di balik serangan itu. ”Pasukan Iran bertekad membuat pangkalan di Suriah. Namun, Israel bertekad menghalanginya,” kata Yadlin.
Juru bicara Vladimir Putin, Dmitry Peskov, kepada wartawan menyatakan, Israel sama sekali tidak memedulikan kehadiran personel militer Rusia ketika melakukan serangan. ”Ini memprihatinkan,” katanya.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengingatkan DK PBB bahwa situasi saat ini telah melibatkan aktor- aktor nasional, kawasan, dan internasional menuju ”situasi membahayakan dan berpotensi menimbulkan konfrontasi”.
Menyerah
Beberapa jam setelah serangan di Douma, Sabtu lalu, kelompok pemberontak Al Jaez sepakat menyerahkan kota Douma dan mengevakuasi pasukannya ke utara Suriah. Kelompok ini juga sepakat membebaskan para tahanan.
Lebih dari 100 bus memasuki Douma pada Minggu malam untuk mengangkut pasukan pemberontak dan para keluarganya ke Jarablus yang dikontrol oleh pasukan Turki dan pasukan sekutu Suriah.
Televisi Pemerintah Suriah mengonfirmasi, puluhan warga sipil yang ditahan bertahun-tahun oleh kelompok oposisi telah dibebaskan.
Akibat serangan di Douma, lebih dari 500 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, mendatangi klinik karena mengeluh kesulitan bernapas, sebagian mengaku ada busa yang keluar dari mulut mereka dan ada juga yang kulitnya kebiruan yang merupakan pertanda kekurangan oksigen. Simtom ini konsisten dengan paparan bahan kimia.
(AP/AFP/MYR)