Kekurangan dalam penyelenggaraan kejuaraan sambo tersebut diakui langsung oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Sambo Indonesia (PP Persambi) Krisna Bayu. Menurut Krisna, salah satu alasan belum maksimalnya penyelenggaraan adalah sumber daya manusia dalam olahraga sambo yang belum memadai.
”Saya rasa persentase persiapan kami baru 15 persen karena kepanitiaan dan koordinasi kami yang masih sangat lemah. Kami akan mengevaluasi ini agar saat Asian Games nanti tidak terlalu banyak kesalahan dan lebih terkoordinir,” tutur mantan atlet judo Indonesia ini, Rabu (11/4/2018).
Selain koordinasi antarpanitia, kekurangan juga terlihat di area pertandingan, seperti kecilnya papan penunjuk skor dan tidak adanya tempat khusus untuk media yang akan meliput atau mengambil gambar.
”Sebagai pembelajaran, ke depannya kami akan memperbanyak kompetisi. Kami punya agenda dalam satu tahun dapat menyelenggarakan 4-6 kali pertandingan. Namun, hal ini juga terkendala anggaran karena untuk olahraga seperti sambo dengan organisasi yang masih baru itu susah mencari dukungan anggaran,” kata Krisna.
Pelatih tim sambo Indonesia, Andi Nugroho, menyatakan, memperbanyak kejuaraan atau pertandingan sangat penting bagi atlet dan pelatih untuk mengetahui peraturan terbaru. Pasalnya, saat ini banyak peraturan dalam pertandingan sambo yang berubah dan belum diketahui atlet ataupun pelatih.
”Kami tahu peraturan terbaru dalam sambo setelah mengikuti turnamen ini. Salah satu contohnya adalah atlet mendapat poin jika berhasil menjatuhkan lawan secara tengkurap, padahal sebelumnya tidak mendapat poin. Sosialisasi peraturan baru tersebut yang masih sangat kurang karena kami hanya memiliki satu wasit internasional,” ujar Andi menjelaskan.
Kejuaraan ini pertama kalinya diselenggarakan Persambi, bekerja sama dengan Persatuan Sambo Asia. Sejumlah 106 atlet dari enam negara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, dan Thailand, bertanding di ajang ini.
Atlet Indonesia, Maria Magdalena Inche, yang juga putri dari Krisna Bayu, menjadi peraih medali emas pertama di kelas 48 kilogram sport putri. Di final, Maria menaklukkan sesama atlet nasional, Nurhajijah Anggun. (NIC/DD15)