JAKARTA, KOMPAS - Gerakan dakwah yang dilakukan para mubalig dan ulama diharapkan dapat berkontribusi pada perwujudan Islam sebagai berkah bagi seluruh umat manusia, sehingga mampu menjaga keutuhan dan persatuan Indonesia. Sebab, tujuan dakwah di dalam Islam ialah merangkul berbagai perbedaan yang ada di masyarakat.
Ketua Umum Ikhwanul Muballighin Mujib Khudori menuturkan, membela negara merupakan bagian dari ajaran Islam. Oleh karena itu, setiap warga negara, terutama para mubalig, harus mampu menyelaraskan nilai keislaman dengan nilai kebangsaan.
“Seluruh elemen negara harus bersinergi pada kebaikan. Kita bertanggung jawab untuk mewujudkan Indonesia yang damai, lestari, tentram, dan di-ridhoi Allah,” ujar Mujib usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Kamis (26/4/20180, di aula lantai 5 kantor Dewan Pengurus Pusat PDI-P, Jakarta.
Membela negara merupakan bagian dari ajaran Islam. Oleh karena itu, setiap warga negara, terutama para mubalig, harus mampu menyelaraskan nilai keislaman dengan nilai kebangsaan.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam, PDI-P dan Ikhwanul Muballighin membahas sejumlah persoalan bangsa, terutama menjelang perhelatan politik Pilkada 2018 dan Pemilu Presiden 2019. Selain Megawati, hadir pula Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Wakil Ketua MPR dari Fraksi PDI-P Ahmad Basarah, serta Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia Hamka Haq.
Kedua pihak, menurut Mujib, memiliki kesamaan visi terkait pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa. PDI-P sebagai partai nasionalis mampu mewujudkan ajaran ketuhanan berbasis Islam, yang diwariskan Soekarno, dalam kebijakan partai. Salah satunya, mengedepankan kepentingan rakyat kecil.
Mujib juga mengingatkan agar seluruh mubalig, pemuka agama, dan ulama untuk menjaga persatuan bangsa. Islam, lanjutnya, selalu mengutamakan untuk merangkul berbagai perbedaan yang telah menjadi kodrat di dunia, serta memberikan perlakuan baik yang setara kepada seluruh umat, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan.
“Nabi Muhammad memberi teladan untuk baik kepada siapapun, termasuk yang berbuat jahat kepada kita. Karena itu, kita harus menunjukkan Islam yang ramah bukan amarah, serta berdakwah secara elegan bukan dengan arogansi yang memecah belah bangsa,” tutur Mujib.
Kita harus menunjukkan Islam yang ramah bukan amarah, serta berdakwah secara elegan bukan dengan arogansi yang memecah belah bangsa
Hasto menambahkan, PDI-P mendukung seluruh gerakan organisasi keislaman yang bertujuan untuk membangun peradaban Indonesia. Organisasi keagamaan berperan untuk mewujudkan ajaran Islam yang meningkatkan rasa cinta Tanah Air.
Kami mendukung langkah-langkah organisasi keislaman, termasuk kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo, untuk memberikan peran besar kepada umat Islam untuk memajukan bangsa Indonesia,” ujar Hasto.
Ikhwanul Muballighin juga mengagendakan Gerakan Nasional Mubalig Bela Negara. Kegiatan itu akan diresmikan oleh Presiden Jokowi di Jakarta, pertengahan Mei nanti.