Senin (7/5/2018) siang, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau RPTRA Pulo Gundul dan Pandawa, Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, relatif sepi dari kegiatan remaja. Yang tampak, sejumlah anak didampingi orangtua, terutama di RPTRA Pandawa.
Kondisi mirip dijumpai Selasa (17/4/2018). Saat itu, RPTRA Pulo Gundul didatangi sejumlah anak yang hendak futsal.
Tanah Tinggi masuk Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Tiga wilayah kelurahan lain adalah Johar Baru, Kampung Rawa, dan Galur.
Di kawasan padat itu, sejumlah remaja kerap terlibat sejumlah konflik berujung tawuran di jalan. Tawuran di permukiman membuat warga trauma.
Tawuran terakhir Kamis (19/4/2018) malam di wilayah Kelurahan Kampung Rawa. ”Syukur tak berlangsung lama,” kata Reza, warga setempat.
Sebagian penyebab tawuran ditengarai terkait kurangnya pemenuhan kebutuhan ruang. Sebagian lagi terkait kondisi ekonomi dan ketahanan keluarga. Rumah-rumah tinggal relatif sempit, ditambah kurangnya ruang publik, membuat sebagian energi remaja dan anak muda meletup ke jalanan.
Sebagian rumah warga yang relatif sempit itu terlihat di wilayah RT 004 RW 005 di kawasan Tanah Tinggi. Ukuran rumah petak itu rata-rata selebar 2,5 meter dengan panjang 4 meter.
Sebagian di antara rumah dengan tinggi sekitar 3 meter itu dibagi menjadi tiga lantai. Setiap ruang untuk beragam aktivitas, yang tak memungkinkan penghuninya berdiri. Sinar matahari pun minim menembus ruangan. Kondisi serupa terdapat di gang-gang selebar sekitar setengah meter penghubung antar-rumah.
Galih Dhupa, Ketua RT 010 RW 005 di Tanah Tinggi, Selasa lalu, mengatakan, kekurangan ruang di rumah membuat sebagian remaja memilih di luar rumah saat malam. Sebagian menuju ruang publik yang ditutup, seperti RPTRA Pandawa dengan melompat pagar, untuk bermain bola menjelang pukul 00.00.
”Dia itu cari capek. Kalau sudah capek tidak usah mandi, tinggal geletakin di depan rumah orang, tidur. Di depan rumah orang tidur,” kata Galih.
Fasilitas ruang
Kurang dimanfaatkannya RPTRA oleh sebagian remaja (di bawah 18 tahun dikategorikan anak-anak) menyusul relatif belum sesuainya fasilitas. Lapangan futsal, misalnya, tidak seluruh RPTRA memilikinya.
Di RPTRA Pandawa, misalnya, fasilitas yang menonjol adalah taman bermain dengan sejumlah wahana untuk anak usia TK. Selain itu, ada pula semacam paviliun dengan sejumlah orang dewasa mengobrol dan mengaso di bawah tutupan atap. Ada juga petak seukuran lapangan bulu tangkis.
Dari sisi jumlah, ruang publik di kawasan Tanah Tinggi sangatlah kurang, terutama jika dibandingkan tingkat kepadatan penduduk.
Seperti dikutip dari laman jakartapedia.jakarta.go.id, jumlah penduduk Tanah Tinggi adalah 40.078 jiwa. Luas wilayahnya hanya 0,62 kilometer persegi. Secara administratif, warga dalam 7.779 keluarga itu diatur dalam 197 wilayah RT di 14 RW.
Zakaria, Kepala RT 004 RW 005, mengatakan, ada tiga RPTRA di wilayah Tanah Tinggi. Namun, jumlah itu belum cukup untuk mewadahi energi remaja yang meletup-letup.