Hasil Uji Perairan Teluk Balikpapan Akan Diumumkan
›
Hasil Uji Perairan Teluk...
Iklan
Hasil Uji Perairan Teluk Balikpapan Akan Diumumkan
Oleh
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS— Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berencana mengumumkan hasil pengujian mereka terhadap kondisi terakhir perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, yang terdampak pencemaran akibat tumpahan minyak mentah. Pemerintah tetap meminta tanggung jawab PT Pertamina sebagai pemilik jaringan pipa minyak mentah yang mengalami kebocoran itu.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MR Karliansyah mengatakan, KLHK melalui Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut bersama direktorat terkait di KLHK serta Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membahas kondisi perairan Teluk Balikpapan. Mereka juga akan membahas hasil pengujian setelah area perairan dibersihkan dari tumpahan minyak mentah itu.
“Sudah pasti ada perubahan. Tumpahan minyak di lapangan sudah dibersihkan,” kata Karliansyah di sela-sela kegiatan bersih-bersih pesisir bertajuk “Coastal Clean Up” di Pantai Tanjung Benoa, Kelurahan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Jumat (11/5/2018). “Kami ingin menyampaikan hasil pengujian laboratoriumnya apakah pantai sudah aman atau belum untuk budi daya tambak atau digunakan masyarakat yang akan berenang,” ujar Karliansyah.
Sudah pasti ada perubahan. Tumpahan minyak di lapangan sudah dibersihkan.
Perairan Teluk Balikpapan tercemar akibat tumpahan minyak mentah pada akhir Maret silam. Pihak Pertamina mengakui itu minyak mentah produksinya (Kompas, 6/4/2018). Adapun luas area yang tercemar minyak itu diperkirakan mencapai 20.000 hektar. Pertamina menyatakan pihaknya sudah membersihkan tumpah minyak di pesisir dan perairan Teluk Balikpapan (Kompas, 7/4/2018).
Karliansyah mengatakan, tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah menghitung dampak dan luas pencemaran tersebut. Tim juga memeriksakan sampel dari area yang tercemar ke laboratorium. “Data mengenai kedalaman dan lebar area sudah ada. (Hasil penghitungannya) ini masih dicek lagi bersama para ahli,” kata Karliansyah.
Menurut Karliansyah, Pertamina diwajibkan bertanggung jawab atas terjadinya pencemaran perairan itu, termasuk kewajiban mengganti kerugian akibat dampak dari tumpahan minyak mentah itu.
Sampah pesisir
Ketika berada di Pantai Tanjung Benoa, Jumat, Karliansyah bersama Kepala Staf Kodam IX/Udayana Brigadir Jenderal TNI Kasuri memimpin kegiatan bersih-bersih pesisir pantai. Kegiatan “Coastal Clean Up” di Pantai Tanjung Benoa juga diikuti jajaran Kodam IX/Udayana, Kepolisian Daerah Bali, pegawai Pemerintah Kabupaten Badung, dan pelajar di Kabupaten Badung.
Kegiatan “Coastal Clean Up” atau bersih-bersih pesisir merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut sejak 2015. Kegiatan bersih-bersih pesisir Bali itu dilaksanakan serentak di sembilan pantai berbeda di Bali, di antaranya, Pantai Matahari Terbit dan Pantai Mertasari di Kota Denpasar; Pantai Nyanyi di Kabupaten Tabanan; Pantai Masceti di Kabupaten Gianyar; dan Pantai Tanjung Benoa di Kabupaten Badung.
Laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan kegiatan “Coastal Clean Up” di Bali itu mengumpulkan lebih dari 13.000 kilogram sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik.
Kasuri mengatakan, Kodam IX/Udayana mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan “Coastal Clean Up” sebagai bentuk kepedulian TNI terhadap lingkungan. Aksi bersih-bersih pesisir itu juga dirangkaikan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-61 Kodam IX/Udayana. “Kami menugaskan setiap Kodim di wilayah agar terlibat,” kata Kasuri.
Menurut Karliansyah, pencemaran pesisir dan laut akibat sampah dan pencemar lainnya menjadi persoalan yserius karena berdampak pada mutu kehidupan manusia dan ekosistem kehidupan laut. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik di laut sampai 70 persen pada 2025.
Karliansyah mengatakan, menjaga kebersihan pesisir dan laut di Bali menjadi sangat penting karena Bali adalah obyek wisata strategis nasional yang kegiatan pariwisatanya ditopang wisata bahari. (COK)