Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau warga untuk tenang. Masyarakat juga diminta tanggap dan melapor ke petugas apabila menemukan tanda-tanda mencurigakan.
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus berkomunikasi secara intens dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) untuk memastikan kondisi Jakarta aman.
"Sampai dengan tadi pagi pun kami masih komunikasi terus (dengan Forkompimda), memantau perkembangan terakhir," ungkap Anies yang didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, di Balairung Balai Kota DKI, Senin (14/5/2018).
Anies mengatakan, lebih 36.000 petugas siaga dan memastikan semua objek vital di Jakarta aman. Petugas juga bakal merespons cepat semua laporan masyarakat.
"Saya garis bawahi, di sini, di tingkat kelurahan, baik dari kepolisian, TNI, maupun dari pemerintah, bekerja bersama-sama, dan di sana ada unsur Babinsa, ada unsur Babinkamtibmas, ada RT RW, semua dalam posisi bekerja bersama di lapangan," katanya.
Anies mengimbau warga tidak menyebar ketakutan, seperti menyebar berita hoaks terkait teror di Jakarta. "Tidak perlu panik, tidak perlu menunjukan sikap yang berlebihan dan bila menemukan ada tanda-tanda mencurigakan, jangan menyebarkan kekhawatiran apalagi hoaks. Namun tanggap dan laporkan karena semua posisinya siaga dan siap untuk merespons."
Hal serupa disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono. Ia meminta warga tidak panik dan memercayai pesan berantai yang beredar.
Menurut Argo, status siaga 1 hanya diberlakukan untuk jajaran kepolisian saja, dari tingkat polda, polres, polsek, sampai pos polisi. Dengan status ini, polisi meningkatkan kewaspadaan terutama terhadap orang-orang yang masuk ke kantor polisi.
Adapun Pelayanan Satu Atap tetap berjalan biasa. Warga bisa mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), STNK, surat BPKB, serta Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Kepala Seksi STNK Polda Metro Jaya Komisaris Bayu Pratama menuturkan, para pemohon diperiksa lebih ketat sebelum masuk ke gedung pelayanan satu atap.
Terpisah, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Pr mengatakan, umat beragama jangan sampai terprovokasi karena kejadian teror bom di Surabaya. Untuk mengantisipasi ancaman teror di Jakarta, Keuskupan Agung Jakarta terus berkomunikasi dengan pihak kepolisian.
”Contohnya, pada Minggu (13/5/2018), jemaat Gereja Katedral masih melakukan ibadah seperti biasa. Jangan pernah takut melangkahkan kaki ke tempat ibadah. Karena jika kita takut, maka teror tersebut berhasil,” ucapnya dalam konferensi pers Keuskupan Agung Jakarta di Gereja Katedral Jakarta, kemarin.