Dari Pemeran Figuran Jadi Bagian Peran Utama
Setidaknya 2,5 tahun terakhir, Bank Indonesia DKI Jakarta merilis angka inflasi Jakarta yang terkendali, salah satunya karena harga pangan yang terjaga. Badan Pusat Statistik DKI Jakarta pun tak jarang mengapresiasi kondisi itu.
Trisno Nugroho, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta dalam wawancara, Rabu (9/5) menilai, kondisi itu tak lepas dari peran para direksi BUMD pangan DKI Jakarta saat ini. Dalam program tim pengendalian inflasi daerah (TPID) disebutkan sejumlah program untuk mengendalikan inflasi, termasuk di antaranya memaksimalkan peran BUMD di bidang pangan.
Untuk mewujudkan ketahanan pangan di Jakarta yang tidak memiliki produksi, penguasaan manajemen stok adalah hal utama yang mesti dikerjakan BUMD pangan. “Karena sifatnya yang lebih kepada stok dan permintaan, maka dibutuhkan orang-orang yang profesional di bidang ritel,” kata Trisno.
Penggantian direksi pangan dengan para profesional dilakukan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pada 2014–2015.
Marina Ratna Dwi Kusuma Jati, Direktur Utama PD Dharma Jaya, BUMD yang bergerak di bidang pemotongan dan penyediaan daging sapi menyebutkan, hal pertama yang ia lakukan begitu bergabung pada Desember 2014 adalah pembenahan sumber daya manusia (SDM) dan manajemen. BUMD yang sudah berdiri sejak 1966 itu tidak maju lantaran salah urus.
“Mengapa SDM dulu? Karena kalau SDMnya bagus, kerja pasti juga bagus. Untuk SDM, saya membenahi sistem penggajian dan ganti orang,” ujar Marina. Dengan modal kerja tersisa Rp 2,4 miliar, ia mesti menyelesaikan utang bank sebesar Rp 17,8 miliar. Belum lagi utang pajak, utang PBB, juga piutang.
“Itu sebabnya di tahun pertama menjadi tahun pembenahan SDM dan perapihan utang-utang. Dengan aset-aset yang dimiliki Dharma Jaya seperti kandang, rumah pemotongan, parkir, sewa kantor, hingga pengelolaan produk turunan sapi seperti pupuk, bisa menjadi penghasilan Dharma Jaya dari non daging,” ujar dia.
Usaha daging baru mulai fokus dilakukan tahun 2016 dengan mendatangkan daging impor beku dari Australia dan Selandia Baru. Juga mendatangkan sapi-sapi hidup asal Nusa Tenggara Timur yang merupakan kerja sama perdagangan Pemerintah Provinsi DKI dengan daerah penghasil.
Di bawah kendali Marina, Dharma Jaya berinovasi. Produk-produk daging segar dengan harga terjangkau bisa diperoleh masyarakat umum di toko-toko daging. Bahkan, perdagangan dengan sistem daring disiapkan untuk memudahkan masyarakat. Produk daging sapi dan turunannya sudah merambah masuk hotel, restoran, hingga swalayan.
“Sambil berbisnis, Dharma Jaya juga menyiapkan daging sapi dan daging ayam untuk penjagaan harga melalui program pangan murah,” kata Marina, profesional berlatar belakang bisnis daging.
Pembenahan SDM dan tata kelola perusahaan juga dihadapi Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin. Sejak bergabung pada September 2015, Arief Prasetyo menargetkan pembenahan SDM dan memutus praktik bisnis yang tidak benar dalam tiga bulan.
Prestasi ketiganya dalam 2,5 tahun terakhir dinilai luar biasa.
Selain pembenahan organisasi, Arief Prasetyo juga membenahi sistem pembelian dan penjualan. Ia mendorong penerapan sistem teknologi informasi untuk mengelola pembelian dan penjualan.
Sebagai sosok berlatar belakang profesional ritel, ia langsung membenahi manajemen stok, khususnya beras di Jakarta. “Kami mesti tahu berapa kebutuhan, kemana mencari stok, dan mengatur suplai. Dengan kebutuhan Jakarta sebanyak 3.000 ton per hari, maka keamanan stok harus terjaga sepuluh hari. Gudang Food Station dimanfaatkan,” urai Arief.
Gudang itu sejak dua tahun lalu dilengkapi mesin pengolah beras untuk memoles dan mengemas beras. Food Station punya berbagai varian produk untuk melayani kebutuhan program pangan murah dan masyarakat pada umumnya.
Di bawah kendali Arief Prasetyo, Food Station bukan lagi perusahaan yang menyewakan kios dan gudang dan tempat parkir atau menjadi penonton saat harga beras naik turun. Namun, Food Station berubah menjadi pemain dengan merambah pasar ritel modern sebagai bentuk bisnis dan menjaga harga.
Sama seperti Dharma Jaya, Food Station pun mengikuti perkembangan teknologi dengan menjual produk secara daring.
Dari dua BUMD yang bergerak di hulu, DKI Jakarta juga punya BUMD yang bergerak di hilir, yaitu PD Pasar Jaya. Dengan situasi kurang lebih sama seperti Dharma Jaya ataupun Food Station, Arief Nasrudin juga membenahi BUMD yang mengelola 153 pasar di seluruh DKI Jakarta itu.
Bukan hanya membenahi SDM dan sistem kerja, Arief juga bertahap merevitalisasi bangunan pasar yang berusia rata-rata 40 tahun itu. Dari sisi distribusi, Pasar Jaya menjadi muara dari produk-produk yang dihasilkan dua saudaranya, Food Station dan Dharma Jaya.
“Di tengah persaingan ritel yang makin ketat, kami membuka JakGrosir, JakMart, Distribution Center (DC), juga mini DC di pasar-pasar. Tujuannya bukan saja untuk kelancaran distribusi, tetapi juga menyediakan barang-barang kebutuhan pokok yang terjangkau masyarakat dan berkualitas. Ritel-ritel itu juga menjadi titik penyaluran program pangan murah pemerintah,” terang Arief Nasrudin.
PD Pasar Jaya, bahkan sejak tahun lalu memiliki mesin controlled atmosphere storage (CAS), yaitu mesin dengan pengatur suhu untuk menyerap dan menyimpan komoditas bawang merah dan cabai merah manakala stok melimpah. Stok itu lalu akan dikeluarkan dan dibeli pedagang saat pasokan berkurang.
Semua itu ujung-ujungnya adalah mengendalikan inflasi, dimana untuk Jakarta tekanan inflasi terbesar datang dari gejolak harga pangan. “Sinergi ketiga BUMD pangan itu bagus. Prestasi ketiganya dalam 2,5 tahun terakhir dinilai luar biasa. Dari dulunya tak mampu menjadi pemain di pasar, sekarang PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Dharma Jaya, dan PD Pasar Jaya sudah mampu menembus jaringan distribusi untuk mengamankan pasokan pangan, memotong rantai perdagangan, dan menguasai pasar yang membuat harga pangan bisa dikendalikan,” kata Trisno.
Peningkatan kinerja secara signifikan ini berawal dari pemimpin yang mampu menggerakan tim agar bekerja secara profesional. Mereka adalah orang-orang yang sudah lama berkecimpung di dunia ritel sehingga paham betul pusat produksi, jalur perdagangan, hingga manajemen stok.
“Hanya orang-orang profesional yang menguasai semua ini. Ini bukan pekerjaan yang mudah, sangat berat tugas mereka di awal,” kata Trisno.
Alhasil, dari yang awalnya tak punya peran, sekarang BUMD pangan DKI menjadi pemain utama yang cukup diperhitungkan. Semua itu tidak tercapai begitu saja.
Sekarang, tinggal bagaimana pemerintah provinsi DKI Jakarta melanjutkan tren positif ini. Puluhan orang telah lolos tahap lanjut seleksi untuk posisi direksi atau komisaris di BUMD yang kosong. Tim Uji Kepatutan dan Kelayakan masih bekerja dan siap memberi rekomendasi kepada Gubernur DKI Jakarta.