Dinas Pemadam Kebakaran Siap Pasang Hidran Air di Permukiman Padat
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Pemasangan sebelas hidran mandiri di tengah permukiman padat Ibu Kota masih disiapkan. Direncanakan sejak tiga tahun lalu, proyek percontohan senilai Rp 26 miliar itu masih dalam asistensi teknis di Dinas Cipta Karya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Keberadaan hidran mandiri diperlukan di tengah permukiman padat penduduk di Jakarta. “Material bangunan di permukiman padat biasanya mudah terbakar dan jalannya sempit, sehingga jarak mobil dengan obyek terbakar jauh. Pemadaman pun tidak efektif,” kata Kepala Bidang Pencegahan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) DKI Jakarta Jon Vendri di kantornya, Selasa (22/5/2018).
Nantinya, setiap hidran mandiri akan dilengkapi tandon air bawah tanah berkapasitas 10.000 liter, sebuah pompa sedot bertenaga listrik PLN, dan pompa tekan bertekanan 5 bar bertenaga listrik generator disel.
Selain tandon air dan pompa tekan, di setiap RW yang mendapat proyek ini akan dipasang kotak hidran. Kotak itu dilengkapi outlet dari tandon beserta selang dan nozzle selayaknya kotak hidran di perkantoran.
Kepala Seksi Perawatan dan Perbaikan DPKP DKI Jakarta Jajang Sumirat mengatakan, ada sebelas titik yang dijadikan proyek percontohan. Titik-titik itu antara lain beberapa rukun warga (RW) di Kelurahan Petamburan dan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat; Pademangan dan Semper Barat, Jakarta Utara; Palmerah, Jakarta Barat; Pasar Minggu dan Gandaria Utara, Jakarta Selatan; dan Pisangan, Jakarta Timur.
Pemasangan hidran mandiri dilakukan, kata Jajang, untuk mengatasi kekurangan pasokan air hidran umum dari PAM Jaya. IItu akan menjadi proyek pemasangan hidran mandiri pertama di Jakarta, selain di Kabupaten Kepulauan Seribu.
“Jika kelak pilot project ini dianggap sukses, kami akan mengadakan hidran mandiri untuk permukiman padat penduduk yang lain,” kata Jajang. Data DPKP, ada 64 pemukiman rawan kebakaran di Jakarta, di antaranya Tambora, Cengkareng, Tanah Tinggi, dan Cipinang.
Pemasangan hidran air di permukiman padat diyakini meningkatkan efektivitas pemadaman. Akses jalan perkampungan yang sempit mempersulit kerja petugas pemadam.
Dengan peranti itu, pemadaman kebakaran di permukiman padat bisa lebih cepat tanpa harus menunggu kedatangan mobil pemadam. Kebakaran di permukiman padat di Jakarta bukan hal baru. Senin (21/5/2018), dua kebakaran melanda pemukiman padat di kelurahan Cipinang Muara dan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Tinggal di tenda
Lurah Pondok Bambu Angga Sastra mengatakan, 174 orang warganya kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran itu. Sebanyak 44 tempat tinggal, yang terdiri atas sembilan rumah induk dan 35 rumah petak hangus terbakar, hanya tersisa dinding tanpa atap.
Sejak Senin malam, Dinas Sosial DKI Jakarta telah mendirikan dua tenda pengungsi dan dapur umum di jalur sepeda Kanal Banjir Timur di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur.
Angga mengatakan, sesuai skema tanggap darurat, warga korban bencana dapat tinggal di tenda darurat selama tiga hari. “Diharapkan setelah itu mereka bisa mendapatkan tempat tinggal di rumah keluarga atau rumah kontrakan lain,” kata Angga.
Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Masrokhan mengungkapkan, pihaknya nanti akan memberikan bantuan kepada warga untuk mengganti isi hunian yang terbakar. Ia mengatakan, hingga kini belum ada keputusan dari Gubernur, apakah warga akan direlokasi atau tempat tinggalnya direhabilitasi.
Pada Selasa malam, Menteri Sosial Idrus Marham sempat mengunjungi para warga korban dan memberikan bantuan salam bentuk perlengkapan sekolah dan perlengkapan bayi dengan nilai total sekitar Rp 256 juta.