Proses Kontrak Pembangunan LRT Fase 2 Ditargetkan Tahun 2018
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM / HELENA F NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pembangunan konstruksi kereta ringan fase 2 ditargetkan mulai Maret 2019. Proses menjaring investor sedang dilakukan dengan target proses kontrak selesai tahun ini.
Saat ini sekitar sepuluh investor mengikuti sosialisasi untuk proyek kereta ringan (LRT) fase 2. Mereka di antaranya perusahaan lokal, perusahaan Korea Selatan, Jepang, dan China. “Public hearing akan dilakukan waktu dekat ini, sekitar awal Juni. Proses kontrak diharap selesai tahun ini juga,” kata Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Proyek fase 2 LRT butuh biaya 500-600 juta dollar Amerika Serikat atau Rp 7 triliun. Fase 2 direncanakan sepanjang 11,8 kilometer dari Velodrome di Jakarta Timur hingga Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Rute akan melewati Jalan Pemuda, Pramuka, Matraman, masuk ke jalur sungai dan berakhir di Tanah Abang. Referensi awal, akan ada sepuluh stasiun dalam jalur ini. Namun, masih bisa berubah menyesuaikan investor.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, proyek ini diputuskan menggunakan skema solicited yang artinya diidentifikasi dan disiapkan pemerintah. “Untuk pembiayaan, investor yang berminat akan mengajukan tawaran, berapa bagian yang akan mereka biayai dan berapa pemerintah. Kami seleksi, investor mana yang mengajukan skema pembiayaan dengan hasil paling optimal,” katanya.
Menurut Satya, sejumlah kendala sudah dipaparkan kepada para calon investor. Salah satu yang mengganggu adalah kendala pembebasan lahan.
Tambah gerbong
Untuk fase 1, Satya memastikan siap beroperasi saat Asian Games, 18 Agustus 2018. Seluruh konstruksi struktur sipil sudah selesai, menyisakan detail dan pemolesan.
Total pengerjaan diperkirakan tuntas Oktober-November 2018. “Mungkin detail depo yang masih belum seratus persen selesai saat Asian Games,” katanya.
Beberapa hal yang masih dikerjakan adalah ornamen, atap, dan interior. Pemasangan persinyalan (signaling) dan tenaga auto-transmisi sedang dipasang.
Jumlah gerbong yang beroperasi saat Asian Games, kata Satya, akan bertambah dari semula maksimal enam gerbong menjadi delapan gerbong. Itu karena pabrik siap enam gerbong, yang awalnya dua gerbong.
“Tadinya kami hanya rencanakan bawa dua lagi, sesuai jadwal yang kami sampaikan April. Ternyata, saat kami lakukan factory acceptance test, yang mereka siap malah enam gerbong. Saat ini sedang dipikirkan membawa enam gerbong supaya lebih efisien. Kami berharap sebelum lebaran, enam gerbong itu sudah masuk Indonesia,” ujar dia.
Jalur Fase 2 ini direncanakan terpadu berbagai moda transportasi lain di Tanah Abang, seperti MRT, KRL, Transjakarta, dan jalur pejalan kaki. Stasiun LRT akan dibangun di depan Blok G.
Di sana juga direncanakan jadi titik jembatan penghubung yang akan dibangun Pemprov DKI, menghubungkan stasiun dengan kawasan Pasar Tanah Abang. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah menginstruksikan sejumlah pihak membahas sinkronisasi berbagai moda dan pembangunan di Tanah Abang.
Kerja Sama MRT
Terkait pengoperasian kereta MRT, Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia menilai, MRT selayaknya bekerjasama dengan PT Transportasi Jakarta sebagai moda transportasi pengumpan. Sebelumnya, kerja sama sudah dilakukan dengan GoJek Indonesia.
Yoga Adiwinarto, Direktur ITDP Indonesia mengatakan, idealnya calon penumpang memang dipermudah mengakses MRT dengan biaya seekonomis mungkin. Saat ini, Transjakarta sudah punya layanan luas.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan, kerja sama dengan Transjakarta juga akan dilakukan.