Unicef Laksanakan Program Literasi bagi 7.669 Anak Papua
›
Unicef Laksanakan Program...
Iklan
Unicef Laksanakan Program Literasi bagi 7.669 Anak Papua
Oleh
Fabio Costa
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Unicef selaku salah satu lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani kesejahteraan anak menggelar program literasi bagi 7.669 anak di Papua dan Papua Barat sejak tahun 2015 hingga kini. Program ini terselenggara di 120 sekolah dasar.
Hal ini terungkap dalam lokakarya bertajuk "Replikasi Program Literasi bagi Tanah Papua" di Jayapura, Papua, Kamis (31/5/2018). Program literasi ini difokuskan untuk siswa kelas awal di daerah pinggiran dan pedalaman.
Turut hadir dalam kegiatan ini Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah IV Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Zanariah dan Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Hubungan Pusat dan Daerah James Modouw.
Adapun program literasi yang dijalankan Unicef telah berlangsung bagi para pelajar kelas 1 hingga kelas 3 di 120 sekolah dasar di enam kabupaten, yakni Jayapura, Jayawijaya, Mimika, Biak Numfor, Manokwari, dan Sorong. Kegiatan ini didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Pemerintah Australia.
Zanariah, dalam sambutannya, mengatakan, lokakarya ini sangat baik untuk mengajak pemerintah daerah di kabupaten lainnya di Provinsi Papua dan Papua Barat agar mereplikasi program literasi yang diterapkan Unicef.
Ia menilai hasil program literasi yang dilaksanakan Unicef di enam kabupaten ini sangat signifikan. Persentase siswa yang bukan pembaca di 120 sekolah tersebut yang awalnya mencapai 62,24 persen telah menurun hingga menjadi 26,52 persen.
"Program ini dapat diterapkan untuk pencepatan sektor pendidikan di Papua dan Papua Barat. Kami berharap program ini bisa direplikasi di seluruh Indonesia," kata Zanariah.
Sementara James Modouw berpendapat, lokakarya ini untuk mempublikasikan hasil program literasi Unicef yang merupakan kerja sama dengan Kemendikbud, Kemendagri, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional di Papua dan Papua Barat sejak tahun 2015.
"Pemda di setiap kabupaten di Papua dan Papua Barat harus menyadari bahwa literasi hanya efektif diterapkan bagi siswa yang duduk di kelas 1 hingga 3. Sebab, siswa di usia tersebut lebih mengembangkan kemampuan berpikir, daya imajinasi, dan kemampuan untuk menguasai ilmu," tuturnya.
Spesialis Pendidikan Unicef Try Laksono Harysantoso mengatakan, lokakarya bertujuan meningkatkan sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak legislatif untuk mereplikasi upaya literasi yang diterapkan Unicef bagi para pelajar sejak usia dini di Papua dan Papua Barat.
Program literasi dari Unicef memiliki ciri khas, yakni turut melatih sebanyak 352 guru kelas dan guru bahasa Indonesia dengan sembilan materi. Selain itu, siswa tak hanya sekadar menghafal huruf, tetapi juga diajarkan untuk memahami kata yang dibacanya.
Para guru dan siswa di kabupaten-kabupaten ini dilatih oleh instruktur dari enam lembaga swadaya masyarakat di bidang pendidikan yang ditunjuk oleh Unicef Papua.
"Unicef tidak akan selamanya melaksanakan program literasi. Dengan kegiatan lokakarya, kami berharap pemda dan pihak legislatif di Papua dan Papua Barat berkomitmen untuk menyediakan dana dari APBD atau dana otonomi khusus untuk mengimplementasikan program ini bagi anak-anak sejak usia dini," katanya.