Ketatnya Pengurusan SIM bagi Perempuan Saudi, Tahap Awal Hanya 10 SIM Disetujui
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN (DARI KAIRO, MESIR)
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS -- Sebagai bagian dari pelaksanaan Visi 2030 yang digulirkan sejak April 2016, kantor kepolisian lalu lintas Arab Saudi, hari Senin (4/6/2018) di Riyadh, mengeluarkan 10 surat izin mengemudi (SIM) tahap pertama bagi kaum perempuan negara itu. Izin mengemudi bagi kaum perempuan Arab Saudi akan diberlakukan mulai 24 Juni mendatang atau 20 hari setelah sejumlah SIM tahap pertama dikeluarkan.
"Sepuluh perempuan Saudi membuat sejarah di hari Senin saat mereka memperoleh surat izin mengemudi," demikian pernyataan Pusat Komunikasi Internasional (CIC) Kementerian Informasi Arab Saudi. "Diperkirakan, pekan depan ada 2.000 perempuan lainnya yang akan bergabung menjadi pengemudi dengan SIM di kerajaan (Arab Saudi)."
Pernyataan pemerintah Arab Saudi menyebutkan, ke-10 perempuan pertama yang memperoleh SIM itu sebelumnya pernah mengantongi SIM dari negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Lebanon, Kanada, dan lain-lain. Mereka mengikuti tes mengemudi secara singkat dan ujian penglihatan sebelum mendapat SIM di kantor Departemen Umum Lalu Lintas di Riyadh.
"Ini mimpi yang jadi kenyataan bahwa saya akan segera menyetir kendaraan di negeri ini," ujar Rema Jawdat, salah satu dari 10 perempuan yang memperoleh SIM pada tahap awal itu, seperti dikutip CIC. "Dengan mengemudi sendiri, saya mempunyai pilihan--pilihan untuk bergerak secara bebas. Kini kami mempunyai pilihan," tambah pegawai pada Kementerian Ekonomi dan Perencanaan yang memiliki pengalaman menyetir di Lebanon dan Swiss.
Pengeluaran SIM tersebut merupakan pelaksanaan langsung dekrit Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz pada 26 September 2017 yang mengizinkan kaum perempuan di negara itu mengemudi kendaraan. Izin mengemudi bagi kaum perempuan Arab Saudi adalah bagian dari reformasi luas di negara itu sesuai Visi 2030, yang mencakup sektor ekonomi, sosial dan budaya, seperti dibukanya hiburan bioskop dan konser musik modern.
Sebelum Raja Salman mengeluarkan dekrit yang mengizinkan kaum perempuan Arab Saudi mengemudi kendaraan, negara itu sering menjadi sasaran kritik lembaga-lembaga hak asasi manusia (HAM) internasional karena dinilai membelenggu kebebasan perempuan di negara itu. Kaum perempuan Arab Saudi sudah sering tercatat berjuang untuk mendapatkan hak mengemudi kendaraan, namun selalu mengalami kegagalan.
Digulirkannya Visi 2030 pada April 2016 telah membuka pintu bagi kaum perempuan Arab Saudi untuk mendapatkan hak-hak semestinya, seperti mengemudi kendaraan dan nonton konser musik secara terbuka.
Aturan ketat
Sejumlah perempuan Arab Saudi mendapatkan SIM itu setelah menyelesaikan latihan mengemudi kendaraan di sekolah mengemudi kendaraan di kota Riyadh.
Kepolisian lalu lintas Arab Saudi menerapkan aturan cukup ketat untuk mengeluarkan SIM itu, yakni setelah ada instruksi kerajaan pada September tahun lalu tentang aturan lalu lintas dan mekanisme pelaksanaannya, termasuk aturan mengeluarkan SIM bagi kaum perempuan maupun laki-laki.
Sejak keluar instruksi kerajaan tersebut, kantor kepolisian lalu lintas Arab Saudi mengeluarkan edaran yang berisi petunjuk tentang mengemudi kendaraan bagi kaum laki-laki maupun perempuan di negara itu. Salah satu isi surat edaran tersebut berbunyi, "Wahai pengemudi laki-laki maupun perempuan, taatilah aturan lalu lintas demi menjaga keselamatan hidupmu dan orang lain dari bahaya.”
Kantor kepolisian lalu lintas Arab Saudi juga mengeluarkan izin bagi pembukaan sekolah-sekolah mengemudi bagi kaum perempuan sesuai dengan standar internasional untuk pelatihan mengemudi kendaraan, serta mekanisme pengajuan mendapatkan SIM bagi kaum perempuan dan laki-laki. Hal itu dilakukan kantor kepolisian lalu lintas bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, demi meningkatkan keselamatan berlalu lintas di Arab Saudi.
Kantor kepolisian lalu lintas Arab Saudi turut pula menentukan sejumlah kurikulum sekolah-sekolah mengemudi bagi kaum perempuan, termasuk jumlah jam latihan mengemudi sesuai dengan hasil evaluasi terkait perkembangan kemampuan calon pengemudi tersebut dalam masa latihan.
Sekolah-sekolah mengemudi di kota Riyadh dan kota-kota lain di Arab Saudi menerima murid-murid calon pengemudi itu sesuai dengan program latihan yang telah ditetapkan bersama dengan kantor polisi lalu lintas negara tersebut. (AP/AFP/SAM)