KRASNODAR, RABU Pukulan keras menghantam tim nasional Spanyol setelah Federasi Sepak Bola Spanyol, RFEF, memecat Julen Lopetegui dari jabatan pelatih Spanyol, Rabu (13/6/2018). Pemecatan itu terjadi saat tim telah berada di Krasnodar, Rusia, satu hari sebelum pembukaan Piala Dunia 2018 atau dua hari sebelum laga penting Grup B antara Spanyol dan Portugal.
Lopetegui dipecat setelah Real Madrid mengumumkan dirinya akan menjadi pelatih baru ”Los Blancos” seusai Piala Dunia 2018. Padahal, Lopetegui baru saja memperbarui kontraknya menjadi pelatih timnas Spanyol sampai Piala Eropa 2020.
”Federasi tidak boleh ditinggalkan dalam sebuah negosiasi oleh seorang pekerjanya dan diberi tahu hanya lima menit sebelum pengumuman untuk pers (oleh Real Madrid). Kami harus mengambil tindakan. Ini situasi sulit, tetapi kami bukan pihak yang menyebabkan langkah ini harus diambil,” kata Presiden RFEF Luis Rubiales.
Menurut Rubiales, federasi memiliki nilai-nilai yang harus dijaga. Hal itu terlihat seperti kelemahan saat ini, tetapi akan membuat RFEF lebih kuat. Direktur Sport RFEF Fernando Hierro pun mendapat tugas untuk menggantikan Lopetegui.
Hal ini terasa ironis karena isu utama sebelumnya di tim Spanyol adalah siapa pemain yang akan diturunkan melawan Portugal karena tim ini diperkuat segudang pemain berbakat. Kini, tanggung jawab Hierro bertambah karena harus menyusun taktik yang tepat dengan komposisi pemain yang tidak dipilihnya sendiri. Mantan kapten tim nasional Spanyol ini juga harus mampu mendapat kepercayaan dan rasa hormat dari para pemain.
Apalagi, beredar kabar kapten Sergio Ramos dan sejumlah pemain senior berusaha mempertahankan Lopetegui untuk menjaga kekompakan tim. Faktor nonteknis ini bisa memengaruhi penampilan Spanyol melawan Portugal. Bahkan, Spanyol bisa tersandung oleh Maroko dan Iran.
Laga uji coba melawan Swiss dan Tunisia menjadi contoh pentingnya taktik jitu untuk memaksimalkan kekuatan Spanyol. Formasi 4-2-3-1 yang dipilih Lopetegui pada dua laga itu membuat Spanyol hanya bisa mencetak satu gol di setiap laga. Hal itu jauh berbeda saat Spanyol menang 6-1 atas Argentina.
Lawan berat
Spanyol langsung menemui lawan berat pada laga pertama melawan Portugal. Laga bertensi tinggi itu akan digelar Sabtu (16/6/2018) pukul 01.00 WIB di Stadion Olimpiade Fisht, Sochi, Rusia.
Pemenang laga itu tak hanya berpeluang memuncaki Grup B, tetapi juga mengokohkan diri sebagai penguasa Semenanjung Iberia. Keduanya adalah musuh bebuyutan yang saling mengalahkan. Spanyol masih dominan dengan 18 kemenangan, 12 kali imbang, dan hanya 6 kali kalah. Namun, keberhasilan Portugal menjadi juara Piala Eropa 2016 membuat mereka satu kasta dengan Spanyol.
Portugal sedang dalam masa transisi setelah Pelatih Fernando Santos merombak tim juara Eropa 2016 dan memasukkan beberapa pemain muda berbakat. Para pemain senior yang berpengalaman dipadukan dengan pemain muda yang cepat dan lincah.
Perubahan itu menunjukkan hasil positif. Andre Silva (22) yang menjadi tandem Cristiano Ronaldo selama babak penyisihan Piala Dunia zona Eropa mampu mencetak lima gol. Goncalo Guedes (21) dan Bruno Fernandes (23) juga dapat mencetak gol pada laga pemanasan jelang Piala Dunia. Tajam dan produktifnya para penyerang dan gelandang muda Portugal sangat membantu Ronaldo di lini depan.
Penjagaan kepada Ronaldo akan terbagi sehingga pemain terbaik di dunia itu leluasa mencetak gol. Jika Spanyol berkeras menjaga ketat Ronaldo, para penyerang dan gelandang muda tersebut akan menjadi solusi bagi Portugal. ”Ronaldo sangat penting. Namun, kita tahu, untuk menang kami perlu bermain bagus sebagai tim,” kata Fernando Santos
Untuk melawan Spanyol yang sering mendominasi penguasaan bola, Portugal perlu bermain efektif dan berani melakukan tekanan ketat sejak di lapangan tengah. Aliran bola para pemain Spanyol harus dipotong untuk merusak ritme permainan.
Jika mampu memotong aliran bola Spanyol, Portugal bisa mengandalkan serangan balik cepat untuk mencuri gol.(Reuters/AFP/ECA)