JAKARTA, KOMPAS – Gempa kembali mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin (18/6/2018), pukul 16.48 WIB. Lokasi pusat gempa kali ini bergeser ke selatan jika dibandingkan serangkaian gempa bumi yang terjadi pekan lalu.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, analisa awal kekuatan gempa yang terekam M 5,1. Namun, dari pemutakhiran data, kekuatan gempa M 4,8.
Episenter gempa terletak pada koordinat 2,55 Lintang Selatan dan 99,86 Bujur Timur, atau berlokasi di laut pada jarak 63 kilometer arah tenggara Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sedangkan kedalaman pusat gempa ini sekitar 21 kilometer.
“Gempa ini merupakan gempa baru dan bukan susulan dari gempa pada 13 Juli 2018. Episenternya bergeser cukup jauh ke selatan,” kata Daryono. Pekan lalu, gempa berkekuatan M 5,9 di Mentawai disusul dengan 12 gempa susulan. Kondisi ini menunjukkan aktifnya zona subduksi di wilayah ini.
Gempa ini merupakan gempa baru dan bukan susulan dari gempa pada 13 Juli 2018. Episenternya bergeser cukup jauh ke selatan.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan,"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini termasuk dalam klasifikasi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di zona megathrust Pagai Utara. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik,” kata dia.
Dampak gempa berdasarkan peta tingkat guncangan BMKG dan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Pagai Utara, Pesisir Selatan, dan Padang pada skala intensitas II - III Mercalli Modofied Intensity (MMI). Sedangkan di Siberut, Sikakap, dan Tua Pejat dalam skala intensitas II MMI.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami," kata Rahmat.