Demam sepak bola benar-benar melanda Rusia. Euforia Piala Dunia tidak hanya dirasakan di stadion atau zona fans, tetapi juga di Lapangan Merah Moskwa. Kawasan yang terkesan angker, kaku, angkuh, dan menjadi tempat favorit bagi demonstran itu kini hanya berisikan kebahagiaan dan sepak bola.
Jerit kegirangan bocah-bocah sayup terdengar di keramaian Lapangan Merah, kawasan ikonik yang dikelilingi bangunan bersejarah dan tembok merah Kremlin, Senin (2/7/2018). Di salah satu sudut di lapangan itu, seorang bocah merengutkan wajah seraya menggaruk-garuk kepala karena gagal memasukkan bola ke gawang.
Tiga kali percobaan, ia tetap gagal melewati kiper. Lawannya itu tidak sembarangan. ”Kiper” yang dihadapinya adalah sebuah papan robotik yang memiliki refleks buatan dari sensor yang membaca arah pergerakan bola. Ia kembali semringah ketika menjajal permainan menendang lainnya yang tidak menyertakan kiper artifisial.
Permainan kecerdasan buatan bernama robo-keeper itu hanya salah satu dari sekian banyak wahana yang tersedia di Taman Piala Dunia FIFA 2018 di Lapangan Merah Moskwa. Sesuai namanya, taman buatan yang dibuka untuk memeriahkan Piala Dunia 2018 itu berisi
ragam permainan, mulai dari robo-keeper, sepak bola tenis, sepak bola meja, hingga futsal. Taman yang dibuka sejak 21 Juni itu selalu ramai dikunjungi turis, baik lokal maupun luar negeri.
Pengunjungnya pun beragam, mulai dari anak kecil, remaja, fans sepak bola, hingga para legenda sepak bola dunia. Barisan mantan bintang dunia seperti Nuno Gomes, Hernan Crespo, Iker Casillas, Carles Puyol, dan Ronaldo Luis de Lima silih berganti datang ke taman itu untuk merayakan Piala Dunia. Pengunjung bisa bermain, berswafoto, atau meminta tanda tangan dari para mantan bintang itu tanpa dipungut biaya.
Pekan lalu, Taman Piala Dunia kedatangan salah satu tamu
tersohor lainnya, yaitu Presiden Rusia Vladimir Putin. Tokoh dunia yang pandai bermain hoki es itu ikut terhipnotis oleh kemeriahan Piala Dunia 2018. Sambil mengenakan jas, ia ikut bertanding futsal bersama Casillas dan Puyol. Mereka berlaga melawan pemain-pemain muda dari FC Totem dan anak-anak panti asuhan dari Krasnoyarsk, kota di wilayah Siberia, Rusia.
Putin juga menjajal robo-keeper dan dibuat gemas oleh kemahiran kecerdasan buatan itu. Meskipun tidak lama, kehadiran Putin di taman itu dan interaksinya dengan para pengunjung lainnya menyiratkan wajah lain dari Rusia yang lebih ramah dan bersahabat.
”Hal semacam ini adalah kesempatan sekali seumur hidup. Kami ingin menikmatinya dengan bersantai dan berfoto sebelum ini semua (Taman Piala Dunia) menghilang begitu turnamen ini berakhir,” ujar Vasilisa Lisina, warga Moskwa yang datang bersama seorang temannya.
Sebelum Piala Dunia 2018 digelar, Lapangan Merah menjadi tepat favorit bagi pengunjuk rasa yang mengkritisi atau menentang kebijakan Putin. Para aktivis itu tidak jarang ditangkap atau dibubarkan paksa oleh para aparat Rusia yang galak dan irit senyum. Tiga tahun silam, kawasan ini menjadi pusat perhatian menyusul kasus pembunuhan Boris Nemtsov, politisi yang juga tokoh oposisi.
Tempat favorit
Namun, Lapangan Merah kini menjadi tempat favorit bagi turis dan fans sepak bola yang hadir dari berbagai penjuru dunia. Selama hajatan Piala Dunia, Pemerintah Rusia juga membiarkan kawasan itu terbuka untuk umum. Pengunjung bisa menikmati keindahan arsitektur gedung-gedung tua berusia enam abad sambil menikmati beragam permainan di Taman Piala Dunia.
Berbagai media ternama seperti BBC dan Reuters
mendirikan studio di kawasan itu, menghadap Kremlin dan Katedral Santo Basil, ikon lainnya di kawasan cagar budaya yang diakui UNESCO itu. ”Rusia, khususnya kawasan Lapangan Merah, kini memang sangat
berbeda. Tempat ini kini jauh lebih ramai dan semarak sejak adanya Piala Dunia,” ujar Gonzales, warga Argentina yang berkunjung ke tempat itu untuk bekerja sambil menyaksikan laga Piala Dunia.