Melalui operasi penyelamatan yang menegangkan dan berbahaya, regu penyelamat yang terdiri atas penyelam kelas dunia berhasil mengevakuasi empat dari 12 anak.
CHIANG RAI, MINGGUEmpat dari 12 anak laki-laki, yang terperangkap selama 15 hari di Goa Tham Luang, Provinsi Chiang Rai, Thailand, berhasil dievakuasi dengan selamat pada Minggu (8/7/2018). Misi penyelamatan berlangsung menegangkan dan penuh bahaya.
”Hari ini kami berhasil menyelamatkan dan mengirim empat anak ke Rumah Sakit Chiang Rai Prachanukrua dengan selamat,” kata ketua operasi Narongsak Osottanakorn dalam jumpa pers, Minggu malam.
Penyelamatan yang dimulai pukul 10 pagi itu berlangsung total sekitar 11 jam. Operasi ini sangat berbahaya karena, untuk keluar dari goa, setiap anak harus menyelam sekitar 6 jam dalam kondisi air yang pekat oleh lumpur. Lorong-lorong goa yang mereka lalui pun sangat sempit dan harus melintasi titik paling berbahaya, yaitu Sam Yak, yang berupa simpangan berbentuk ”T”.
Misi penyelamatan 12 anak berusia 11-16 tahun dan satu pelatih berusia 25 tahun berlangsung menegangkan karena anak-anak itu tidak memiliki pengalaman menggunakan alat selam. Bahkan, beberapa di antara mereka tidak bisa berenang sama sekali.
Meskipun dalam beberapa hari terakhir anak-anak itu telah dilatih menyelam, jalur penyelaman yang akan dilalui sangat berbahaya, bahkan untuk ukuran penyelam kelas dunia. Kekhawatiran itu beralasan karena satu penyelam profesional yang merupakan mantan anggota SEAL Angkatan Laut Thailand meninggal pada Jumat lalu akibat kehabisan oksigen sewaktu melewati rute ini.
”Ini adalah Hari H. Pada pukul 10 pagi, 13 penyelam asing kelas dunia bersama dengan lima penyelam SEAL AL Thailand melakukan operasi penyelamatan,” ujar Narongsak.
Total dibutuhkan sekitar 11 jam bagi para penyelam untuk pergi dan pulang dari mulut goa menuju tempat anak-anak terperangkap. Operasi kemungkinan berlangsung 2-3 hari. Setiap anak ”dipandu” oleh dua penyelam.
Simpang ”T”
Menurut Narongsak, setelah anak-anak menyelam sejauh 1,9 kilometer, mereka berhadapan dengan simpangan Sam Yak yang berbentuk ”T”. ”Titik ini yang paling berbahaya. Lorong sempitnya menanjak ke atas dan turun curam. Anda harus sedikit berbelok dan ini sangat-sangat kecil,” ujarnya.
Setelah Sam Yak dilewati, lorong goa mulai melebar dan ketinggian air menurun. Rute selanjutnya bisa dilewati dengan berjalan kaki.
Karena kondisi air berlumpur dan sangat gelap, anak-anak dibantu dengan tali, lampu penerang, dan pembimbing. Namun, para anggota penyelamat tetap khawatir anak-anak yang sudah menderita trauma ini menjadi panik ketika berada di air yang gelap.
”Masalah mental menjadi kekhawatiran utama. Satu orang saja panik, akan timbul masalah bagi seluruh tim,” ujar Andrew Watson, seorang penyelamat berpengalaman yang pernah mengevakuasi pekerja tambang.
Tak bisa ditunda
Misi penyelamatan tak bisa ditunda karena hanya dalam beberapa hari ini cuaca tak terlalu buruk. Selain itu, tim telah berhasil memompa keluar sekitar 100 juta liter air.
Akan tetapi, badan meteorologi memprediksi kemungkinan hujan lebat terjadi pada Minggu sore, yang dapat menyebabkan seluruh area di dalam goa terendam total. Hujan lebat akan berlanjut dari Senin sampai Kamis mendatang.
Pemerintah juga telah memikirkan kemungkinan penyelamatan dengan menggunakan cara lain. Miliarder AS, Elon Musk, melalui Twitter menyatakan, tim dalam perusahaan roket miliknya sedang membangun semacam ”kapal selam mini” untuk membantu penyelamatan. Tim Musk juga mengirim ahli eksplorasi dan pengeboran dinding goa.