logo Kompas.id
Lain-lainIndustri Kuat dan Kompetitif
Iklan

Industri Kuat dan Kompetitif

Oleh
C Anto Saptowalyono
· 4 menit baca

Mengutip laman Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), perusahaan itu adalah perusahaan patungan Toyota Motor Corporation dengan PT Astra International Tbk yang bergerak di bidang manufaktur dan ekspor kendaraan bermotor, mesin, dan komponen. Berikut kutipan wawancara Kompas dengan Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono, pekan lalu, di Jakarta. Bagaimana TMMIN memandang potensi Indonesia sebagai pasar, basis produksi, dan basis ekspor otomotif?Penjualan mobil Toyota di Indonesia nomor empat setelah Amerika Serikat, China, dan Jepang. Pasar penjualan mobil di Indonesia yang sekarang sekitar 1 juta unit per tahun terjadi ketika tingkat kepemilikan mobil masih 90 unit per 1.000 orang penduduk. Jika pendapatan per kapita dan rasio kepemilikan mobil meningkat, potensi pasar mobil di Indonesia bisa 2 juta hingga 3 juta unit. Terkait hal itu, industri kita harus kuat dan kompetitif agar bisa mengisi pasar domestik yang besar. Kebijakan Toyota adalah membuat produk di mana pasar itu ada, artinya industri otomotif itu harus ada di sini. Industri itu dibangun dari investasi. Cara menarik investasi adalah melalui regulasi. Investasi akan menciptakan serapan tenaga kerja. Pekerja yang memperoleh pendapatan bisa belanja atau konsumsi. Konsumsi naik akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Terkait kegiatan riset dan pengembangan-yang merupakan investasi tinggi di otomotif-itu akan dihela oleh pasar. Kalau volumenya besar, biaya per unitnya akan kompetitif. Daya saing industri dan daya saing regulasi dibandingkan dengan negara lain menjadi penting. Hal ini karena semua negara ingin menjadi negara industri. Daya saing untuk mengisi pasar domestik sekaligus memperkuat kemampuan dan peluang industri mengisi pasar global.Bagaimana memperkuat industri otomotif dan industri komponen di dalam negeri?Hal paling besar yang dihadapi sekarang pada isu memperkecil impor adalah memperkuat industri hulu. Industri hulu yang kuat dibutuhkan, bukan hanya oleh satu merek, melainkan juga oleh semua merek otomotif, bahkan oleh sektor di luar otomotif. Sebut misalnya, resin, baja, dan aluminium yang dipakai di semua merek. Pasar bagi industri hulu untuk produk-produk tersebut selaras dengan pasar otomotif. Pengembangan industri hulu selalu membutuhkan koneksi antara industri manufaktur, industri lapis pertama, dan industri hulu itu sendiri. Kami ingin mengenalkan industri hulu dengan industri-industri lapis pertama tersebut. Seperti diketahui ada dampak di sisi impor yang besar jika rupiah terdepresiasi. Kita harus kompetitif. Jika mau kompetitif, ya, produknya harus dari lokal. Itu sudah kami sadari. Saatnya mengajak semua pemangku kepentingan mengelola berbarengan agar pasar dan daya saing didapat. Dulu yang sering diomongkan adalah penguatan industri lapis pertama. Sejak 2013-2014, kami membangun-terutama sumber daya manusia-industri lapis di bawahnya yang banyak dikelola manufaktur lokal. Ini karena kapabilitas sumber daya manusia akan meningkatkan daya saing mereka. Penguatan industri hulu sejalan dengan upaya mengurangi tantangan beban impor material pada industri-industri lapis kedua.Pasar mobil di Indonesia belakangan ini cenderung datar di angka penjualan sekitar sejuta. Bagaimana TMMIN memandang kondisi ini, termasuk dengan kemunculan konsumen dari generasi milenial di pasar?Di dalam pasar yang sekitar sejuta unit itu, saat ini sudah terlihat peningkatan penjualan di segmen kendaraan komersial. Kenaikan volume otomotif Indonesia biasanya diawali dengan tanda-tanda peningkatan kendaraan komersial. Peningkatan kendaraan komersial ini akan mendorong konsumsi jenis lainnya sehingga ada optimisme total penjualan otomotif di Indonesia pada 2020 akan tembus 1,5 juta unit. Cara berpikir di industri otomotif itu adalah konsumen yang menentukan segalanya, baik harga, gaya, maupun lainnya. Industri tidak bisa mendikte pelanggan harus begini atau begitu. Hal penting bagi industri untuk selalu bisa beradaptasi dengan konsumen yang berubah sedemikian rupa itu. Potensi bonus demografi harus dimanfaatkan untuk membuat produk-produk yang selaras dengan mereka.Bicara mengenai kompetisi yang kian ketat, TMMIN menyikapinya seperti apa?Kami butuh kompetisi. Kompetisi yang membuat hidup. Tanpa kompetisi, hidup ibarat tanpa tantangan. Kompetisi di semua area itu sebuah keharusan yang harus diterima. Tantangan bagi kita untuk siap menghadapi persaingan. Di kami ada keterbukaan dan kecepatan. Kami terbuka memandang kelebihan kompetitor seperti apa atau kekurangan kami di mana. Jangan suka beralasan. Melalui keterbukaan, kita bisa tahu aspek-aspek tertentu yang perlu ditingkatkan. Dan karena tidak ada banyak waktu, harus ada kecepatan untuk berubah. Kecepatan untuk mengejar ketertinggalan. Kecepatan untuk melampaui.Lalu bagaimana cara menginternalisasi semangat seperti itu ke seluruh jajaran di TMMIN?Perusahaan pasti memiliki nilai tertentu. Kami punya tujuh prinsip utama, yakni integritas, visioner, menghargai, kepemilikan, keinovatifan, kerja sama, dan berita buruk terlebih dahulu. Berita buruk harus segera disampaikan. Ada bahaya ketika bawahan tidak berani melaporkan hal buruk atau masalah. Jadi, pemimpin harus siap mendengarkan berita buruk agar bisa segera mengambil keputusan terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Tugas dan tanggung jawab kami semua untuk berkontribusi bagi kemajuan perusahaan dan negeri ini.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000