Jatuh Cinta Sejak Usia Dini
Saat berusia tujuh tahun, Diananda Choirunisa diajak ibundanya melihat panahan. Saat anak-anak panah melesat, ia pun jatuh cinta.Meski dalam perjalanan hidup juga menekuni pencak silat, hatinya sudah ditambatkan ke panahan yang ternyata membawanya ke panggung dunia.Atlet jelita yang akrab disapa Nanda ini menjadi pembicaraan ketika menyabet dua medali emas dan satu perak pada SEA Games Kuala Lumpur 2017. Kemudian, bersama Riau Ega, Nanda meraih perunggu pada Piala Dunia Panahan 2018 Shanghai dari nomor recurve beregu campuran."Mudah-mudahan di Asian Games bisa dapat medali," kata Nanda di sela pelatnas di Surabaya, Jawa Timur.Ia berharap doa dan dukungan penonton, terutama warga Indonesia, saat tim panahan bertanding. Meski peluang Indonesia meraih medali dalam panahan tidak besar, bukan tidak mungkin "Merah Putih" membuat kejutan.Nanda menyadari sudah lama prestasi panahan Indonesia di Asian Games dan Olimpiade mandek. Prestasi di Asia Tenggara (SEA Games) juga perlu terus ditingkatkan ke level lebih tinggi. "Indonesia sudah pernah berprestasi dan kami harus siap dan semoga mampu mengulang, bahkan melampaui capaian para senior pada masa lalu," katanya.Panahan Indonesia pernah harum berkat prestasi trio Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani, yang meraih medali Olimpiade pertama bagi Indonesia pada 1988. Mereka meraih medali perak pada ajang tersebut. (BRO)