logo Kompas.id
Lain-lainPutri Indonesia Kembali Unjuk ...
Iklan

Putri Indonesia Kembali Unjuk Gigi

Oleh
· 3 menit baca

Ini adalah tahun yang paling dinantikan oleh tim putri bola voli pantai Indonesia. Selama 16 tahun vakum di Asian Games, tim voli pantai Indonesia akhirnya memberanikan diri menerjunkan dua tim putri ke pekan olahraga terbesar di Asia.Atlet bola voli Dhita Juliana dipasangkan dengan Putu Dini Jasita Utami untuk tim Indonesia 1. Di tim Indonesia 2 ada Desi Ratnasari yang berpasangan dengan Yokobed Purari Eka. "Ini kita bisa ikut karena Indonesia menjadi tuan rumah. Pada Asian Games sebelumnya, sejak voli pantai diadakan pertama kali pada tahun 1998 di Thailand, tim putri Indonesia baru ikut dua kali. Setelah itu tidak pernah lagi," kata Agus Salim pelatih timnas voli pantai putri Indonesia.Di Asian Games Bangkok 1998, Indonesia juga menurunkan dua tim, terdiri dari atlet asal Papua, Engel Berta Kaize, yang dipasangkan dengan Siti Nurjanah, dan Yohana Elisabeth Marawali yang berpasangan dengan Betty Renjaan. Dari sembilan negara peserta, Indonesia berakhir di peringkat ketujuh.Empat tahun berikutnya, yaitu pada Asian Games Busan 2002, Indonesia hanya menerjunkan satu tim yang diperkuat Siti Nurjanah dan Timmy Yudhani Rahayu. Pasangan itu mampu memperbaiki peringkat Indonesia dari tujuh menjadi lima dari sembilan negara peserta. Pada tiga Asian Games berikutnya, yaitu Doha 2006, Guangzhou 2010, dan Incheon 2014, tidak ada satu wakil pun dari Indonesia. Indonesia kehilangan atlet-atlet top, seperti Engel dan Timmy.Generasi penerusAgus Salim mengatakan, Timmy dan Engel yang akrab disapa Ebet adalah dua nama yang mumpuni di voli pantai Indonesia. Keduanya adalah olimpian yang pernah masuk ke Olimpiade Atlanta 1996. Untuk masuk Olimpiade, jalan yang ditempuh tidak mudah. Timmy dan Ebet harus memenangi berbagai kejuaraan dunia untuk mengumpulkan poin kualifikasi Olimpiade. Selama empat tahun, mereka berjuang di kejuaraan dunia.Di Atlanta, mereka menang atas tim Kanada, tetapi dikalahkan oleh Brasil. Dari 18 negara peserta, Indonesia berada di peringkat ke-16. Pencapaian ini menjadikan pasangan Timmy dan Engel berada di peringkat ke-9 dunia. "Setelah itu, Indonesia tidak punya generasi penerus," kata Agus.Agus pantas berbangga karena baru kali ini para pemainnya diberi kesempatan kembali berlaga di Asian Games. Ia yakin Dhita dan Dini mampu menjadi penerus Timmy dan Ebet jika Indonesia terus mengirimkan mereka ke kejuaraan-kejuaraan level Asia atau dunia. Prestasi terakhir Dhita dan Dini pada tahun ini adalah lolos ke babak empat besar Kejuaraan Asia di Thailand. Pada 2017, Dhita dan Dini menyabet perak di Kejuaraan Asia Pasifik di Palembang dan Kejuaraan Asia Pasifik di Jepang.Kategori putraVoli pantai juga akan menurunkan tim putra yang menjadi tumpuan harapan meraih medali. Qatar dan China merupakan lawan terberat dan menjadi fokus Indonesia untuk bisa merebut emas. China dan Qatar punya banyak pengalaman dan kuat dalam pertahanan. Empat tahun terakhir ini, Qatar telah empat kali mengikuti tur dunia, sedangkan tim putra Indonesia baru sekali.Indonesia pernah empat kali bertemu Qatar, hasilnya 2-2. Sementara dengan China, Indonesia telah dua kali bertemu, hasilnya 1-1. (IND)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000