MEKKAH, KOMPAS — Peristiwa gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, turut menarik perhatian jemaah haji asal Indonesia yang tengah menanti masa wukuf. Seruan shalat Ghaib disebarkan, disertai ajakan menebar semangat solidaritas sosial untuk para korban.
Kedermawanan yang menjadi ciri masyarakat Indonesia diharapkan teraktualisasi untuk memulihkan traumatik masyarakat Lombok dan sekitarnya. Seruan shalat Ghaib untuk para korban disampaikan Ketua Kelompok Terbang 9 Lombok Suparlan di pemondokannya, di kawasan Misfalah, Mekkah, Senin (6/8/2018).
"Mohon para jemaah haji dan kaum Muslim berkenan mendirikan shalat Ghaib untuk saudara-saudara kita yang jadi korban gemba di Lombok. Semoga Allah melindungi kita semua dari bencana susulan," kata Suparlan, Senin. Di hotel pemondokan dekat Misfalah itu, Suparlan bersama 450 jemaah asal Lombok melakukan shalat Ghaib setiap usai shalat lima waktu.
Direktur Bina Haji Kementerian Agama Khoirizi Dasir mengajak petugas juga ikut meringankan beban keluarga korban. Ajakan Khoirizi itu menyebar melalui grup layanan pesan singkat para petugas, termasuk Media Center Haji.
Dana wakaf Aceh
Sebanyak 4.473 jemaah haji asal Aceh mendapat pembagian dana Wakaf Baitul Asyi (Wakaf Rumah Aceh) sebesar 1.200 riyal (sekitar Rp 4,5 juta). Total dana wakaf yang dikeluarkan pada tahun ini sebesar Rp 20,286 miliar. Pembagian dana wakaf ini sudah berlangsung sejak 2008. Senin (6/8), dana wakaf diserahkan langsung kepada tiap jemaah oleh nazir (pengelola) wakaf dari Kerajaan Saudi Syaikh Abdullatif Baltho.
Wakaf Baitul Asyi diikrarkan Habib Bugak Asyi pada 1809 di hadapan Hakim Mahkamah Syariah Mekkah. Dalam akta Wakaf Baitul Asyi disebutkan, rumah yang sekarang Hotel Ajyad bertingkat 25, berjarak 500 meter dari Masjidil Haram, diwakafkan kepada orang Aceh untuk menunaikan ibadah haji, serta orang Aceh yang menetap di Mekkah. (NAR)