logo Kompas.id
Lain-lainToygraphy IndonesiaDua Hobi,...
Iklan

Toygraphy IndonesiaDua Hobi, Satu Janji

Oleh
· 4 menit baca

Ketika hobi fotografi bersenyawa dengan hobi mengoleksi mainan, maka lahirlah komunitas Toygraphy Indonesia. Buat mereka, inilah cara terasyik "menghidupkan" koleksi mainan kesayangan. Sabtu (4/8/2018) sore, sekelompok anak muda datang ke Bentara Budaya Jakarta. Masing- masing membawa tas berisi aneka mainan kesayangan dan kamera. Dua jenis benda itu hampir selalu ada di tas mereka. "Ke mana-mana kami pasti membawa mainan. Kalau ada background yang bagus, kami akan berhenti dan mengeluarkan mainan untuk difoto," ujar Awi Peking. Dia bercerita, suatu ketika ia lewat di daerah Pluit, Jakarta Utara. Di sana, ia melihat pemandangan matahari tenggelam yang bagus. "Seketika saya berhenti dan mulai motret mainan dengan background sunset sampai malam," kata Awi yang senang memotret koleksi mobil- mobilan miliknya dengan latar belakang suasana kota.Cerita serupa dituturkan Agi Kusuma Haryadi. Ia pernah menemukan latar belakang foto yang bagus lantas berhenti demi memotret koleksi mainannya. "Saya sampe nungging-nungging untuk dapat low angle, dan diliatin orang banyak. Mungkin mereka mikir, ngapain orang segede itu motret mainan sampe nungging, ha-ha-ha," ujar Agi yang bekerja di bidang teknologi informasi.Agi yang tubuhnya sejahtera senang mengoleksi dan memotret mainan imut dan berwarna terang seperti figur Pikachu, Stitch, Kwik-Kwek-Kwak, dan Danbo. "Karakter mainan dan foto-foto gue itu lucu dan imut," kata Agi yang memajang hasil jepretannya di akun Instagram-nya.Karena sering menjadi pusat perhatian ketika ia motret mainan sendirian di ruang publik, Agi memutuskan bergabung dengan komunitas Toygraphy Indonesia yang disingkat menjadi ToygraphyID. "Saya sekarang bisa hunting bareng anggota komunitas lain, sharing mainan untuk difoto, dan belajar teknik memotret toys," ujarnya.Menurut dia, komunitas ini menyatukan dua hobi yang berbeda, tetapi menjanjikan satu hal: kesenangan. "Kalau ada orang punya koleksi mainan banyak, kami akan racunin supaya dia mulai motret mainannya. Kalau ada orang yang hobi motret, kita racunin untuk motret mainan," kata Agi.Narayoga adalah salah seorang penggemar fotografi yang akhirnya "teracuni" memotret mainan. Awalnya, ia senang memotret landscape dan manusia. "Tapi hasilnya enggak pernah bagus. Lalu saya mulai motret koleksi mainan, ternyata bagus. Saya bisa membuat mainan saya seperti hidup saat difoto. Saya merasa passion saya ada di sini," ujarnya. Ia sekarang fokus memotret figur-figur Starwars dengan efek yang sederhana seperti asap rokok, kembang api, dan percikan tanah. "Saya milih tokoh Starwars karena saya suka banget," ujarnya. Maaf atau IzinKomunitas ToygraphyID berdiri sejak Desember 2012 di Jakarta. Awi Peking yang bergabung dengan komunitas itu sejak 2014 menceritakan, ToygraphyID didirikan oleh delapan orang, yakni Desy, Agam, Fendy, Valiant, Anton, Felix, Yogi, dan Mate. Awalnya mereka gelisah karena tidak menemukan wadah untuk mengekspresikan hobi memotret mainan di Indonesia.Mereka lantas bertemu di dunia maya dan akhirnya kopi darat. Dari situ ide untuk membuat komunitas ToygraphyID diwujudkan. "Dari delapan orang lantas berkembang menjadi banyak. Sekarang anggotanya sekitar 2.200 orang di berbagai kota," kata Awi.Anggota komunitas umumnya bertemu di dunia maya lewat media sosial, terutama Instagram dan Facebook. Mereka berbagi pengetahuan tentang teknik memotret mainan dan membahas foto-foto mainan yang dipamerkan di Instagram. "Kami tidak membatasi mainannya apa, mulai gantungan kunci, lego, mobil- mobilan, sampai action figure," ujar Agi.Sesekali komunitas ini mengadakan pertemuan. Biasanya pertemuan dilakukan saat ada acara, seperti battle of toys-semacam Lebaran-nya pencinta mainan. Di situ mereka bisa berbelanja mainan, bertemu komunitas, atau ikut kompetisi. "Kadang kami bikin acara hunting bareng komunitas, misalnya di GBK. Nah, di acara itu kami bisa tukaran mainan untuk difoto meski deg-degan juga, takut mainan rusak," kata Aiden Dima.Seperti penggila mainan umumnya, anggota komunitas ToygraphyID sangat sayang pada mainan koleksinya. Maklum, sebagian besar mainan mereka harganya cukup mahal, yakni antara puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Nara mengatakan, koleksi figur Starwars miliknya berharga Rp 200.000-Rp 600.000 per potong. Dia mengaku menyediakan anggaran untuk beli mainan sekitar Rp 500.000 per bulan. "Tapi kalau lagi khilaf bisa habis Rp 700.000 lebih, ha-ha-ha."Buat yang masih bujangan, pengeluaran rutin bulanan sebesar itu untuk membeli mainan mungkin bukan masalah besar. Namun, kalau sudah berkeluarga bisa menjadi masalah. "Kami kan enggak mungkin beli mainan melulu. Istri bisa marah," ujar Awi.Makanya, kata Awi, ada moto yang dipegang anggota ToygraphyID, terutama yang sudah beristri, yakni "lebih baik minta maaf, daripada minta izin". "Kalau minta izin istri untuk beli mainan kan belum tentu dikasih. Jadi, kami beli aja dulu mainannya, lalu minta maaf," kata Awi sambil tersenyum.Namun, belakangan banyak penggila foto mainan yang sudah bisa menghasilkan uang dari hobinya. "Ke depan kami sedang berpikir ke arah situ biar komunitasnya bisa terus bertahan dan ada yang membiayai," kata Awi. (BSW)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000