Sekitar 159.957 anggota jemaah haji reguler asal Indonesia sudah berada di Mekkah dari total 221.000 anggota jemaah. Jemaah diminta menjaga kesehatan di tengah cuaca panas.
MEKKAH, KOMPAS – Sejak Kamis (9/8/2018), sebagian besar jemaah calon haji Indonesia masuk kota Mekkah. ”Perhatian para jemaah dan petugas haji saat ini terfokus pada persiapan wukuf di Arafah pada 20 Agustus (9 Zulhijah). Sebagai rukun haji, wukuf harus dilaksanakan oleh setiap jemaah. Mekkah menjadi basis persiapan puncak haji,” ujar Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi Endang Jumali.
Panitia terus mengingatkan jemaah untuk menjaga kebugaran fisik disertai sosialisasi tata cara wukuf di Arafah, mabit (bermalam) di Muzdalifah, dan lontar jumrah di Mina. Rangkaian ibadah yang dijadwalkan pada 20-24 Agustus itu memerlukan kondisi fisik prima. Apalagi dilaksanakan di ruang terbuka dalam cuaca panas sekitar 50 derajat celsius.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu, hingga Kamis sore, jumlah jemaah haji reguler asal Indonesia di Mekkah mencapai 159.957 orang, terbagi dalam 398 kelompok terbang (kloter). Sebanyak 87.863 orang di antaranya tiba melalui Madinah, sedangkan yang lain melalui Jeddah.
Total anggota jemaah haji reguler Indonesia 204.000 orang. Sekitar 44.000 anggota jemaah lain secara berangsur berdatangan dari Tanah Air ke Mekkah melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Selain jemaah reguler, terdapat 17.000 anggota jemaah haji khusus asal Indonesia.
Menurut rencana, perjalanan haji tahun 1439 H/2018 M, pada 15 Agustus semua anggota jemaah haji sudah berada di Mekkah. Saat itu, bandara di Jeddah akan ditutup. Dengan demikian, selama lima hari menjelang pelaksanaan wukuf, 221.000 orang total jemaah haji Indonesia (reguler dan khusus) berada di Mekkah bersama lebih dari 3 juta jemaah dari beberapa negara.
Melayani penuh
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Sri Ilham Lubis menyebutkan, 36 perusahaan jasa katering yang semula hanya melayani sepertiga kapasitas kini mereka melayani full (penuh). ”Dari yang awalnya mereka menyiapkan setelah subuh, sekarang lebih awal, yakni dari tengah malam,” katanya.
Jemaah juga terus diingatkan agar makan tepat waktu. Peringatan itu disampaikan melalui pimpinan kloter. Di sisi lain, penyedia katering pun diingatkan untuk menyajikan makanan yang tidak mudah basi.
Sementara itu, dari segi transportasi, layanan angkutan bus Shalawat dipastikan terus tersedia 24 jam guna kelancaran mobilitas jemaah dari pemondokan dan ke Masjidil Haram. Diingatkan pula agar jemaah yang baru datang ke Mekkah melakukan umrah wajib bukan bertepatan dengan waktu shalat lima waktu di Masjidil Haram. ”Hal itu agar tidak berdesakan dengan jemaah yang sudah tinggal di sini sebelumnya,” kata Sri.
Kementerian Agama menyiapkan 165 hotel dengan 54.000 kamar untuk jemaah Indonesia selama 30 hari berada di Mekkah. Pemondokan tersebut tersebar di tujuh wilayah, yakni Jarwal, Misfalah, Raudhah, Mahbas Jin, Syisyah, Aziziah, dan Rei Bakhsy. Jarak terjauh 4,3 kilometer dan yang terdekat 900 meter.