Kepedulian manusia terhadap sesamanya selalu diuji sepanjang waktu. Para biduan, musisi, dan penggiat seni Tanah Air menunjukkan kepedulian mereka kepada korban gempa Lombok dan Bali melalui Konser Kemanusiaan untuk Lombok, Kamis (9/8/2018) malam, di Cilandak Town Square, Jakarta. Setidaknya bencana alam selalu membuktikan senantiasa ada ruang-ruang untuk kemanusiaan.
Gegap gempita dunia perpolitikan dalam negeri yang sedang menghangat beberapa hari terakhir ini tak mengalihkan antusiasme berbagai kalangan untuk terlibat dalam Konser Kemanusiaan untuk Lombok. Para penyanyi dan musisi penampil yang jumlahnya mencapai lebih kurang 40 orang, malam itu, berhasil membuat Cilandak Town Square (Citos) sesak oleh penonton, sekaligus menarik jumlah sumbangan hingga mencapai Rp 2,2 miliar.
Sumbangan bukan hanya datang dari para penonton yang sudah memadati lokasi tempat digelarnya ajang rutin Musik Bagus Day itu sejak pukul 18.00. Sejumlah pengusaha dan perusahaan-perusahaan besar dalam negeri juga turut menyumbangkan dana. Penggalangan dana juga dilakukan melalui situs kitabisa.com.
Satu jam berselang sejak konser dimulai, penyelenggara telah berhasil mengumpulkan dana hingga Rp 700 juta. Jumlahnya terus bertambah seiring banyaknya penampil di atas panggung. Puncaknya terjadi saat Elek Yo Band yang digawangi para menteri Kabinet Kerja berhasil mengumpulkan dana hingga Rp 2,2 miliar.
Elek Yo Band yang terdiri dari Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri), Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan), Budi Karya Sumadi (Menteri Perhubungan), Basuki Hadimuljono (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Teten Masduki (Staf Khusus Kepresidenan), dan Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif) ini tampil membawakan sejumlah lagu. Dimulai dari ”Stand by Me”, lalu ”Lestari Alamku”, ”Bento”, ”Andaikan Kau Datang”, hingga ”Indonesia Pusaka”.
Di atas panggung semua personel tampil mengenakan kostum putih-putih, kecuali Triawan. Sri Mulyani dan Retno Marsudi sebagai front woman yang paling banyak berkomunikasi dengan penonton. Keduanya juga aktif turut meminta dan mengumpulkan sumbangan.
”Hidup tidak selamanya indah. Tidak selamanya harmonis. Ada kalanya seperti ini. Mari bersatu membantu Lombok,” ucap Retno Marsudi dalam bahasa Indonesia bercampur bahasa Inggris.
Menyaksikan para petinggi negara di atas panggung dengan gaya mereka yang apa adanya, kadang juga penuh humor, menjadi suguhan tersendiri bagi penonton yang biasanya berjarak. Penonton berulang kali menghadiahi Elek Yo Band dengan tepuk tangan meriah, termasuk apabila mereka berhasil menambahkan donasi dari para pengusaha dan perwakilan perusahaan yang hadir.
”Kalau yang ’nodong’ menteri gampang, ya,” seloroh seorang penonton di antara kerumunan.
Suasana makin meriah saat Budi Karya melelang gitar miliknya. Suasana riuh lelang pun bergema di seantero Citos. Gitar yang dibuka dengan harga Rp 10 juta itu laku terjual di angka Rp 200 juta. Sebagai apresiasi, pembeli gitar, Tobi, melantunkan ”I Don’t Wanna Talk About It” milik Rod Stewart.
Konser dilanjutkan dengan penampilan Armand Maulana dan Dewa Budjana membawakan ”Akhirnya”. Disusul Budjana yang kemudian mengiringi Rossa membawakan ”Tegar”, disusul Andien, lalu Iis Sugianto, Rien Djamain, Keenan Nasution, Atiek CB diiringi Krisna Prameswara, juga Bonita dan Adoy, hingga Tompi dan Glenn Fredly yang tampil di akhir acara.
Emosional
Sebelumnya, tampil membuka acara adalah Oet Eno, disusul RAN, Ikang Fawzi, Ian Antono, Once, Candil, The Soulful, Reda Gaudiamo, Jubing Kristianto, Shelomita, dan Kadri Mohammad. Masing-masing membawakan satu lagu. Hanya beberapa yang membawakan lebih dari satu lagu.
”Ini semua untuk saudara-saudara kita di Lombok. Mudah-mudahan apa yang terjadi di Lombok dan Bali segera bisa dilalui,” ujar Nino dari atas panggung. Mereka melantunkan lagu ”Dekat di Hati”.
Bagi Ikang yang kemarin tampil diiringi Ian Antono, Konser Kemanusiaan untuk Lombok terasa emosional karena bahkan hingga Kamis siang pun gempa masih terus terjadi di Lombok. Bali sebagai daerah yang paling dekat juga terdampak. ”Meskipun jauh, yang kita lakukan di sini luar biasa manfaatnya,” ujar Ikang sebelum menyanyikan lagu ”Rumah Kita”.
Bagi Kikan, kehadiran para musisi dan penyanyi malam itu adalah upaya untuk menggalang kepedulian agar semua tergerak membantu korban gempa di Lombok. ”Mudah-mudahan apa yang kita lakukan bisa menjadi berkah. Tidak hanya dalam bentuk donasi karena uang juga penting, tetapi berita ini sampai ke Lombok dan mudah-mudahan bisa jadi penyemangat. Ini bentuk kepedulian musisi untuk berkontribusi pada apa yang terjadi di Lombok,” kata Kikan.
Menurut Kadri yang menjadi salah satu penggagas acara, ide menggelar Konser Kemanusiaan untuk Lombok muncul tiga hari setelah gempa melanda Lombok dan Bali. Komunitas biduan, musisi, dan penggiat seni yang tergabung dalam grup Whatsapp, semuanya berjumlah 200 orang, sepakat untuk membuat sesuatu untuk Lombok.
”Kita sepakat mesti bikin sesuatu nih buat Lombok, kan (gempa) terus berulang-ulang. Semua langsung gerak cepat. Ide dilempar, lalu ditangkep sama anak-anak, langsung konek semuanya,” ujar Kadri.
Selain melibatkan sejumlah penyanyi, mereka juga menggandeng gitaris seperti Ian Antono, Doni Suhendra, Jubing, dan Dewa Budjana. Soal tempat, mereka berkoordinasi dengan Glenn Fredly yang memotori Musik Bagus Day secara rutin di Citos.
”Terus karena aku alumnus UI, aku kontak UI yang kebetulan juga punya UI Peduli. Aku juga lalu menghubungi Sri Mulyani. Kebetulan dulu pernah aransemen lagu sama dia. Karena Elek Yo Band main, banyak pengusaha pada dateng, akhirnya terkumpul Rp 2 M,” kata Kadri.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia Hendri Budiono secara terpisah menuturkan, selain terlibat dalam Konser Kemanusiaan untuk Lombok, hingga saat ini UI telah mengirimkan tim gabungan ke Lombok, terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan Fakultas Psikologi.
”Kami tidak memandang saya siapa, anda siapa. Sekarang sedang ada bencana di Lombok. Mari bantu saudara-saudara kita yang kesusahan,” kata Hendri.
Atim, salah seorang penonton yang turut berdonasi di konser itu, mengungkapkan, ”Walaupun tidak saling kenal, hati kita ada di sana, bersama teman-teman di Lombok dan Bali. Mudah-mudahan semua diberi ketabahan.” Lewat musik, kepedulian itu dikirim sampai ke Lombok dan Bali.