MALANG,KOMPAS-Badan Ekonomi Kreatif mempertemukan para pelaku ekonomi kreatif dengan sumber permodalan perbankan dan nonperbankan di Malang, Selasa (14/8/2018).
Pertemuan yang bertajuk Bekraf Finansial Club itu dibuat untuk menjembatani kepentingan dua pihak dan memacu pertumbuhan bisnis ekonomi kreatif di Malang. Direktur Akses Perbankan Bekraf Restog K Kusuma mengatakan bisnis ekonomi kreatif butuh disokong.
Saat ini sektor itu menyumbang 7 persen dari Pendapatan Domestik Bruto Indonesia. Salah satu subsektornya yang berbasis pada teknologi menjadi salah satu subsektor yang potensial."Pengguna internet di Indonesia mencapai 100 juta. Jumlah itu besar dan bisa menjadi pasar yang sangat luas untuk produk yang bergerak di bidang aplikasi digital," katanya.
Sebagai gambaran perusahaan market place di Indonesia ada yang sudah mendapatkan 15 juta pengunduh aplikasi. Jumlah itu masih bisa berkembang karena pasarnya masih 100 juta orang. Di dalam peta global perusahaan seperti Apple Inc sudah bernilai 1 triliun dolar amerika. Jumlahnya naik hampir dua kali lipat dibanding tiga tahun lalu.
Perkembangan aplikasi digital masih akan baik pada lima tahun mendatang. Hanya saja sebagai awal, para perintis bisnis digital (start up) butuh sokongan modal. "Tidak mudah mempertahankan bisnis digital yang dirintis dari awal. Beberapa pendiri mungkin akan tergiur bekerja di perushaaan lain yang sudah mapan dengan tawaran gaji Rp 15 juta sebulan," kata CEO iGrow Andreas Sanjaya.
Salah satu yang dibutuhkan adalah modal. Restog mengakui perbankan belum banyak terjun dalam bisnis ini karena bank memang punya aturan yang ketat. Ia berharap pertemuan itu bisa menjembatani pemodal dengan pelaku usaha startup. (NIT)