kabul, senin-Upaya militer Afghanistan untuk merebut kota Ghazni dari tangan kelompok Taliban belum membuahkan hasil. Pertempuran memasuki hari keempat, Senin (13/8/2018), sementara jumlah korban dari kedua belah pihak semakin bertambah.
Pejabat Pemerintah Afghanistan mengatakan, sedikitnya 100 petugas keamanan tewas. Hal ini disampaikan saat bala bantuan baru dikerahkan ke Ghazni, antara lain berupa pengiriman unit pasukan khusus ke kota itu.
”Sekitar 100 tentara kehilangan nyawa dan 20 hingga 30 warga sipil tewas,” ujar Menteri Pertahanan Tariq Shah Bahrami dalam jumpa pers di Kabul. Di sisi lain, menurut dia, 194 milisi Taliban, termasuk 12 komandan utama, tewas.
Publik marah dengan respons pemerintah dalam menghadapi krisis. Sejumlah kalangan mulai menyalahkan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani. ”Seluruh Provinsi Ghazni terbakar. Presiden Ashraf Ghani harus mundur,” demikian antara lain komentar warga di Facebook.
Pejabat militer mengatakan, milisi Taliban bersembunyi di rumah-rumah warga sehingga menyulitkan pasukan keamanan. ”Para milisi tahu pasukan kami tidak akan menyerang warga sipil sehingga mereka menggunakan tameng manusia,” kata pejabat itu di Kabul.
Sebuah video pendek yang beredar di media sosial memperlihatkan sejumlah milisi dengan senjata berat berpatroli di kota, sementara asap tebal membubung ke angkasa. ”Kota sudah diambil alih,” kata seorang warga yang berdiri di luar rumahnya dengan sejumlah milisi Taliban berada di dekatnya.
Menurut para diplomat di Kabul, pemerintah mengakui terkejut dengan serangan Taliban di Ghazni. Baru 72 jam setelah serangan, Presiden memutuskan mengirimkan pasukan khusus.
Kendati pemerintah menyatakan Ghazni berada dalam kendali mereka, banyak pihak menyangsikannya. Taliban dikabarkan menguasai banyak bagian kota sejak menyerang Ghazni pada Jumat (10/8/2018) dini hari. ”Hanya kantor gubernur, markas polisi, dan kompleks dinas intelijen yang masih dikuasai pemerintah,” ujar Chaman Shah Ehtemadi, anggota legislatif Ghazni.
Bisa bulanan
Pejabat di Ghazni mengingatkan, peperangan di kota yang terletak sekitar dua jam perjalanan darat dari Kabul itu bisa berlangsung berbulan-bulan. Menurut Mohammad Rahim Hasanyar, anggota dewan kota, pertempuran hebat terjadi di sejumlah area. ”Tak ada yang mengetahui situasinya secara pasti karena tidak ada layanan komunikasi,” katanya.
Amerika dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang secara resmi sudah menarik diri, mengirim penasihat militer untuk membantu pasukan pemerintah. Juru bicara pasukan AS di Afghanistan, Letnan Kolonel Martin O’Donnell, mengatakan, AS dan NATO telah melakukan sejumlah serangan udara terhadap Taliban.
Serangan Taliban di Ghazni merupakan yang terberat sejak serangan serupa di kota Farah, Mei lalu.